Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bob Tutupoly, Setengah Abad Bernyanyi

Kompas.com - 07/11/2009, 04:39 WIB

Waktu duduk di SMP Kristen Petra Surabaya, Bob membentuk band sekolah. ”Kalau main di acara ulang tahun, kami dapat uang lelah. Saya gunakan uang itu untuk membeli bandeng dan (minuman) Bols untuk Oma dan Opa,” kata Bob.

Nenek dan kakek Bob itulah yang memberi semangat Bob untuk bernyanyi. Sedangkan ayah Bob, Adolf Laurens Tutupoly,

melarang anaknya bernyanyi. Sang ayah yang bekerja di perusahaan perkapalan itu menganggap menyanyi tidak bisa dijadikan penghidupan. Bob akhirnya diizinkan bernyanyi, tetapi hanya pada Sabtu malam dan dibatasi sampai pukul 23.30. ”Itu pun setelah negosiasi alot. Sebelumnya saya harus pulang pukul 11.00,” katanya.

Karier dan popularitas

Sikap keras sang ayah tidak menjadikan Bob surut langkah. Saat SMA ia bernyanyi di acara jazz di RRI Surabaya bersama tokoh jazz kenamaan Didi Pattirane. Bersama Didi pula Bob membentuk band Bhineka Ria. Pada band ini ada Lody Item yang adalah ayah dari gitaris Jopie Item. Band ini menjadi juara pertama festival band se-Indonesia di Surabaya tahun 1959. ”Waktu itu saya hanya ingin nama saya dikenal di Jakarta,” kata Bob.

Akan tetapi, anak kedua dari lima bersaudara pasangan Adolf L Tutupoly dan Elizabeth Wilhelmina Tutupoly itu harus menuruti keinginan ayahnya agar Bob kuliah. Dia kemudian kuliah di Perguruan Tinggi Ekonomi Surabaya. Karena masih juga bernyanyi, Bob dikirim ke Bandung untuk kuliah di Universitas Padjadjaran. Namun, justru di Bandung itulah kegemarannya menyanyi makin menjadi-jadi. Ia bergabung dengan band Crescendo yang sering tampil di Hotel Homman dan Bumi Sangkuriang.

Di Bandung, ia berkenalan dengan Didi Chia, seniman jazz dalam grup The Jazz Riders. Bersama band inilah Bob kemudian bernyanyi tetap di Hotel Indonesia tahun 1963. Di Jakarta terbukalah kesempatan Bob untuk dikenal di pentas musik Tanah Air. Itu dimulai ketika pada 1965 Bob diajak gitaris Enteng Tanamal, pimpinan band Pantja Nada, untuk bernyanyi di Album Natal yang juga menampilkan Pattie Bersaudara. Bob menyanyikan dua lagu ”Whispering Hope” dan ”Mary’s Boy Child”.

Pada paruh kedua 1960-an, Bob Tutupoly mulai terkenal lewat lagu ”Tinggi Gunung Seribu Janji”, ”Hanya Padamu”, dan ”Tak Mungkin Kulupa” yang intro organnya mirip ”Whiter Shade of Pale”-nya Procol Harum itu. Bob makin kondang lewat ”Tiada Maaf Bagimu”.

Tahun 1969 hingga 1976 Bob mengembara di Amerika Serikat. Ia bernyanyi di kelab malam di Los Angeles sampai San Francisco. Bob kemudian tampil tetap di Restoran Ramayana, New York, sejak 1972. Di restoran milik Pertamina itu Bob menjadi manajer sekaligus penyanyi tetap. Kembali ke Indonesia tahun 1976, Bob terkenal lewat ”Widuri” karya Adriyadie. Era awal 1980, Bob memopulerkan ”Simfoni yang Indah”.

Pengalaman di dunia hiburan membawa Bob menjadi pembawa acara. Ia juga memandu acara kuis di TVRI pada era 1980-an. Pada era 2000-an ia mengasuh acara Tembang Kenangan di Indosiar selama lima tahun.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau