Beberapa detik sebelum pukul 08.00 tanggal 26 Desember 2004 terjadi gempa dahsyat berkekuatan lebih dari 9 skala Richter di Aceh. Gempa mahadahsyat ini kemudian menimbulkan tsunami yang menelan korban lebih dari 200.000 jiwa.
Peristiwa itu hampir lima tahun berlalu, tetapi ingatan terhadap bencana hebat itu masih kuat terpatri, melahirkan perasaan tercekam, haru, sekaligus juga kesadaran baru terhadap alam, khususnya alam Indonesia yang berada di kawasan Cincin Api Dunia.
Ya, kesadaran baru itu lahir karena setelah Aceh, Indonesia seperti tak henti-henti dirundung gempa, dari Yogyakarta 27 Mei 2006 hingga gempa Padang, Sumatera Barat, 30 September 2009.
Dalam perspektif keilmuan, pemahaman masyarakat luas terhadap masalah gempa semakin meningkat. Apresiasi terhadap ilmu kegempaan, geologi, dan seismologi juga meningkat. Pelampung detektor tsunami juga telah dipasang di sejumlah laut. Mitigasi (upaya untuk meminimalkan dampak bencana) pun, meski belum luas dan sering, sudah mulai dilakukan.
Di luar pengalaman dan kearifan baru ini, satu hal yang terus saja akan mengikuti perjalanan bangsa Indonesia adalah keniscayaan bahwa gempa bumi akan terus hadir di wilayah ini, jarang atau sering, besar atau kecil.
Kini pun, ketika mengenang lima tahun gempa Aceh, kita diingatkan lagi akan kemungkinan terjadinya gempa besar di Tanah Air.
Ini adalah istilah yang sering muncul di kalangan warga California, Amerika Serikat, terkait dengan gempa yang dipicu oleh pergerakan Patahan San Andreas yang termasyhur itu. Namun, istilah ”The Big One” juga kini banyak diungkapkan untuk melukiskan bakal terjadinya gempa besar di satu wilayah di Tanah Air.
Dalam laporannya yang dimuat kantor berita Reuters, Senin lalu, Michael Perry mengutip pernyataan peneliti dari Observatorium Bumi yang berpusat di Singapura, Kerry Sieh. Di sana disebutkan bahwa salah satu lokasi paling rawan gempa saat ini adalah di pantai barat Pulau Sumatera.
Kekuatan gempa yang diperkirakan berpotensi terjadi di bawah Kepulauan Mentawai ini bisa mencapai 8,6 skala Richter sehingga juga berpotensi menimbulkan tsunami. Dari sisi kekuatannya memang belum akan menyamai gempa Aceh tahun 2004. Namun, para ahli mengingatkan, dampaknya bisa sama hebat mengingat ia juga akan menghantam wilayah yang padat penduduk.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.