Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Prosesi Siraman Nia Ramadhani yang Haru Biru

Kompas.com - 31/03/2010, 13:45 WIB

Setelah bokor terisi air suci dan kedua jenis mawar, selanjutnya Nia melakukan sungkeman kepada kedua orangtuanya yang didahului dengan sungkem kepada sang mama. "Mama, kata-kata Nia yang akan terucap pertama kali adalah terima kasih bahwa Nia telah dilahirkan dari orangtua seperti papa dan mama. Apa pun yang terjadi itu akan dijadikan bekal Nia untuk rumah tangga Nia, insya Allah papa dan mama memberikan restu," ujar Nia meminta restu.

Lanjut Nia, "Insya Allah besok Nia akan menjalankan kehidupan baru dengan laki-laki pilihan Nia. Tanpa itu (doa restu) semua, Nia yakin kehidupan Nia dan Ardie tidak akan bahagia tanpa restu mama dan papa," tutur Nia dengan cucuran air mata.

Mendengar niat tulus anak perempuannya, Priya dengan mengucap basmalah pun merestui anaknya. "Nia anak papa yang papa sangat sayangi, papa memaafkan kesalahan-kesalahan Nia. Papa selaku orangtua Nia juga banyak melakukan kesalahan kepada Nia, papa tidak sempurna dalam membesarkan Nia. Karena itu Papa dan Mama meminta maaf kepada Nia," kata Priya. "Untuk itu papa dan mama mengikhlaskan Nia untuk menikah dengan laki-laki pilihan Nia, yaitu Ardie," kata Priya.

Priya yang semula tegar menahan air matanya, akhirnya tak kuasa lagi menahan air matanya yang tumpah. "Papa berpesan jadilah istri yang rendah hati, sayangi keluarga baru Nia. Walaupun Nia tidak tinggal lagi sama papa dan mama, doa papa dan mama akan selalu menyertai Nia," ujar Priya tiba-tiba terisak tangis. "Camkanlah ini untuk Nia menjalankan bahtera rumah tangga," pesannya.

Seusai Priya merestui anak gadisnya, Nia pun dipandu untuk membasuh kaki kedua orangtuanya yang diawali dari sang mama terlebih dahulu. "Doakan mama dengan membaca doa untuk kedua orangtua," kata pemandu acara sebelum Nia melakukan naras dengan mengangkat telapak kaki Canty untuk mengusap kaki dengan air dan memberikannya wewangian, yang dilanjut mencium kaki Canty sambil mengucap istigfar sebanyak tiga kali.

Selanjutnya sungkeman dilanjutkan ke sebelah kiri Nia, tepat di pangkuan Priya. Dengan membacakan doa untuk kedua orangtua, Nia mulai mengusap kaki Priya dengan air dan memberikannya wewangian, setelahnya Nia lalu menciumi kaki Priya sambil mengucap istigfar sebanyak tiga kali yang kemudian diteruskan dengan sesi sungkeman ke sanak keluarga dan sesepuh lainnya.

Tak ketinggalan pula tahap mulangkeun cai susu indung (mengembalikan air susu ibu) sebagai bagian prosesi siraman, Nia memberikan air kelapa hijau kepada Canty dan Priya sebagai harapan Nia mengarungi kehidupan rumah tangganya seperti air kelapa hijau.

Setelahnya adalah tahap yang paling sakral dari upacara yang dihajat pada hari ini, yaitu siraman. Berjalan melalui hamparan kain tujuh lembar sebagai simbol hari yang tujuh, dengan dipapah kedua orangtuanya, Nia berjalan menuju tempat siraman.

Duduk di singgasana siraman, Nia lalu menanggalkan kebaya putihnya untuk berganti dengan busana bunga melati putih bersih sebagai tanda kesucian Nia yang akan menikah dengan lelaki pilihan hatinya.

Priya pun dipandu untuk mencampurkan tujuh sumber mata air yang sudah didoakan oleh para sesepuh ke dalam bokor. Salah satu dari air yang dituangkan Priya adalah dari air zam-zam tanah suci Mekkah, sementara enam lainnya diperoleh dari sumur masjid di sekitar Jakarta Selatan yang dicampur dengan tujuh kembang setaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com