Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedikit Mengenal tentang Q! Film Festival

Kompas.com - 29/09/2010, 14:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski sudah digelar sebanyak delapan kali, Q! Film Festival yang digagas komunitas kalangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT justru baru populer di kalangan publik dalam beberapa hari terakhir ini.

Pada penyelenggaraan tahun ini, kegiatan tersebut makin menjadi pusat perhatian menyusul adanya aksi penolakan yang dilakukan ormas Front Pembela Islam (FPI). Ormas ini menggelar aksi demo, bahkan mengancam akan melakukan aksi lebih tegas bila kegiatan ini masih tetap digelar.

Tahun ini, kegiatan pemutaran film dilakukan di 12 lokasi dengan menayangkan beragam film yang mengangkat isu tentang kehidupan kalangan LGBT. Kegiatan berlangsung sejak 24 September hingga 3 Oktober mendatang. 

Film-film bermuatan LGBT inilah yang dianggap FPI akan merusak moral generasi muda.

Sebagai gambaran, Q! Film Festival sudah digelar sejak tahun 2002. Q sendiri berasal dari kata queer yang berarti 'aneh' atau 'ganjil', sebuah istilah untuk kalangan LGBT.

Sejumlah jurnalis freelance, termasuk John Badalu, tercatat sebagai pemrakarsa festival film ini. Sejak awal, pemutaran festival film ini bertujuan mengangkat konflik-konflik kehidupan kalangan LGBT dari seluruh dunia dan keinginan mereka untuk mendapatkan pengakuan.

John Badalu adalah sosok yang menjadi inspirator kegiatan ini. Ia dikenal sebagai kritikus film, bahkan pernah didaulat sebagai juri khusus film-film gay di Berlin Film Festival ketika ia sedang studi di Eropa. 

Seorang bloger gay dalam blognya menuturkan, lewat Q! Fest, John berharap agar kalangan LGBT Indonesia bisa lebih berani menunjukkan jati dirinya. Banyak sekali sisi negatif dari gay yang ditampilkan TV dan media massa. Karenanya, mereka berusaha menampilkan sisi positif dari komunitas gay lewat sebuah film. 

Tak hanya mengangkat isu kehidupan yang berkaitan dengan kalangan LGBT, festival film ini juga ditujukan untuk mengangkat tema-tema terkait HIV/AIDS.

Dari salah satu forum komunitas kalangan LGBT diketahui bahwa festival film ini awalnya dijadikan ajang alternatif dari film-film mainstream di pasaran guna mengangkat kesadaran terhadap isu-isu LGBT, yang khusus bagi kalangan transeksual.

Halaman:
Baca tentang


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau