Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miyabi, Gayus, dan Film Nasional

Kompas.com - 03/12/2010, 17:27 WIB

"Maxima ingin memikat anak muda dengan wanita seksi dan berani. Dan itu semua terlihat dalam sosok Miyabi," kata Orizon.

Ivan menguatkan pendapat Orizon dengan menganalogikan perilaku segelintir sineas Indonesia itu dengan perilaku partai politik yang sering sekali menggunakan artis seksi untuk mendulang suara agar kandidat atau partainya menang dalam pemilu.

"Rumah produksi ingin melakukan hal serupa itu dengan menggunakan Miyabi karena para penonton jenuh dengan artis lokal," kata Ivan.

Pasar

Persaingan keras dalam dunia film nasional membuat rumah-rumah produksi memutar otak bagaimana filmnya laris di pasaran tanpa memerhatikan pesan moral atau nilai dalam film itu.

Menjamurnya film bergenre horor dan cinta adalah contohnya, sedangkan film-film sarat nilai hanya muncul secara musiman, misalnya film perjuangan saat menjelang HUT Kemerdekaan RI dan film-film bertema rohani saat Ramadhan.

Orizon mengkritik rumah produksi karena lebih mementingkan pasar. "Segala cara ditempuh hingga nekat mendatangkan artis porno."

"Seharusnya rumah produksi melihat secara komprehensif karena karya film itu dinikmati khalayak ramai. Rumah produksi jenis ini egois karena hanya mengeduk untung untuk dirnya saja," kata Orizon.

Sementara itu, Ayu mengkritik tema-tema film nasional yang itu-itu saja. "Saya sudah bosen dengan film cinta dan hantu yang tidak jelas," katanya.

Aji Utomo (20), mahasiswa IKJ lainnya, mencoba berpandangan seimbang dengan berusaha memahami kesulitan rumah produksi dalam menyeimbangkan antara kebutuhan memperkuat nilai dalam film dan tuntutan film itu harus laku di pasar.

"Film yang nilainya bagus belum tentu laku, sedangkan film yang banyak peminatnya belum tentu memiliki nilai yang bagus," kata Aji. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com