Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atiqah Hasiholan: Terlalu Banyak Kegelisahan di Negeri Ini...

Kompas.com - 19/04/2011, 08:31 WIB
Dari sekian banyak tokoh yang Anda perankan dalam film, tokoh apa yang paling sulit dan paling menantang? (Hilmy K, Bandung)

Semua tokoh yang saya perankan dalam film memiliki tantangan masing-masing yang sama sulitnya. Tetapi untuk tokoh yang paling bertolak belakang dan saya sama sekali tidak familier sehingga saya harus melakukan ekstra observasi adalah tokoh Tayung dari film The Mirror Never Lies yang akan tayang bulan Mei 2011. Tokoh ini menjadi sulit karena ini adalah untuk pertama kalinya saya berperan sebagai ibu. Tayung adalah wanita suku Bajo, suku yang karakter dan budayanya sangat tidak familier dengan saya. Suku Bajo adalah suku yang hidupnya di tengah laut. Saya harus bisa memperlihatkan bagaimana lenturnya menjadi orang laut, baik dari bahasa tubuh, keahlian menyampan, bahkan mencari kerang dalam laut dalam, tanpa bantuan alat napas dan kacamata renang.

Peristiwa atau pengalaman apa yang paling berkesan yang pernah dialami oleh Atiqah?

(Saeful syqmanoti, Kotagede, Yogyakarta)

Saat saya masih SMP, pertama kali akting saya ditonton teman- teman saya. Waktu itu, karena saya sangat tidak percaya diri, saya merahasiakan pementasan itu dari teman-teman dekat saya di sekolah. Tapi, tanpa sepengetahuan saya, ibu saya justru mengundang mereka untuk menonton. Ketika saya memasuki panggung, saya kaget mendengar suara berisik teman-teman dari arah kursi penonton. Karena tegangnya, saya menggigit bibir saya selama pertunjukan, dan setelah pementasan selesai saya baru sadar ternyata bibir bawah saya bengkak hingga dua kali lebih besar dari ukuran aslinya.

Selain main film, kamu eksis juga di FTV. Bagus juga aktingmu. Kamu belajar di mana? Apa kegiatanmu selain syuting?

(Ardin Kusumadiarto, Semarang)

Saya pertama kali belajar akting di kelompok teater Satu Merah Panggung yang dipimpin oleh ibu saya (Ratna Sarumpaet). Selain itu, saya juga belajar dari literatur dari lawan main saya, dari film yang saya tonton, dan dari kursus akting, seperti seminar akting dan pelatihan akting Slamet Rahardjo.

Kegiatan saya selain syuting adalah mengelola rumah produksi yang didirikan oleh ibu saya, Satu Merah Panggung. Di situ saya sebagai produser untuk film dan teater juga mengelola pelatihan acting course.

Saya juga menjalankan tugas-tugas saya sebagai brand ambassador sebuah produk, seperti syuting iklan dan roadshow.
Bagaimana pendapat Anda dengan akting para aktris yang hanya bermodalkan fisik,

cantik atau ganteng?
(Nur Aditya Putra, Condet, Jakarta Timur)

Fisik menarik memang bisa menjadi modal yang baik, tetapi itu saja tidak cukup. Kalau kita ingin karier di dunia akting berumur panjang akan jauh lebih baik apabila fisik menarik tadi dilengkapi dengan skill. Bagaimanapun, seorang aktris/aktor bekerja untuk publik dan harus memberikan yang terbaik dari apa yang mereka miliki untuk publik. Kan kita dibayar, masa enggak berusaha maksimal.. he-he.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau