Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Cinta Tujuh Perempuan

Kompas.com - 21/05/2011, 07:26 WIB

Kepada dr. Kartini, Yanti mengaku berprofesi sebagai wanita panggilan yang terbiasa mangkal di pinggir jalan. Dalam sehari, tiga sampai empat kali dirinya gonta-ganti pasangan. Dari hasil pemeriksaan, dirinya divonis mengidap kanker leher rahim stadium awal.

Lain Yanti, lain pula Rara. Ia adalah pelajar menengah pertama (SMP), yang mengaku  telat menstruasi selama dua pekan. Hasil menunjukkan Rara tengah mengandung. Dengan polos, Rara pun menceritakan hubungan layaknya suami istri dengan kekasihnya, Acin, beberapa minggu sebelumnya. 

Pada kasus Lastri, dr. Kartini menemui suatu peristiwa yang anomali. Dirinya tidak menyangka masih ada sosok laki-laki, Hadi (30)--suami Lastri--yang mau menunggui dengan setia istrinya yang tidak kunjung hamil karena permasalahan berat badan.

Kisah yang hampir sama juga muncul dari sosok bernama Ratna (25, Intan Kieflie) yang juga sempat memiliki kesulitan dalam memiliki anak. Setelah menjalani berbagai usaha, dia bersama suaminya, Marwan (27), akhirnya memiliki anak yang masih berada di usia sembilan bulan kandungan.

Kisah perempuan-perempuan itu tak hanya di situ. Ada lagi kisah perempuan karier bernama Ningsih (30), yang digambarkan sedang mengandung. Sayang, ia tak mensyukuri kandungannya dengan memutuskan akan menggugurkan kandungan apabila anaknya tidak berjenis kelamin laki-laki. Usut punya usut, sikapnya tersebut didorong oleh kehidupan rumah tangganya yang dia anggap tidak mesra. Perbedaan status mendorongnya lebih dominan. Berbeda dengan dirinya yang sukses dan keras, suaminya justr tergolong pria lembek dan tidak sesukses dirinya.

Dalam perjalanannya mengamati perempuan, dr. Kartini dipertemukan dengan sosok dr. Rohana, dokter muda yang begitu bergelora dan bertolak belakang dengan dirinya.  Konflik hadir di antara mereka manakala dr. Kartini dianggap berpikiran lebih tertutup terhadap analisis jender, sedangkan dr. Rohana lebih terbuka terhadap jender termasuk dengan tidak pernah menutup diri dari lawan jenis.

Bahkan dr. Rohana memiliki kekasih seorang anak band yang urakan, sedangkan dr. Kartini memilih untuk menutup diri dengan lawan jenis.

Di akhir kisah, jalinan cerita itupun mengerucut pada sebuah pertemuan yang tak terduga. Ya, satu sama lain memiliki keterikatan dalam jalinan cerita yang dihadirkan.  Meskipun kisah cinta tujuh orang ini berbeda-beda, namun klimaks film ini justru mempertemukan kesemuanya.   

Di ujung kisah, ruang asmara pun akhirnya berlaku pada dr. Kartini. Sebuah peristiwa tak sengaja, mengantarkan  dr. Kartini bertemu dengan mantan pacarnya dulu ketika masih muda, yang tidak lain adalah ayah dari dr. Rohana. Sebuah luka asmara di masa lalunya pun akhirnya  terkuak.  

Film ini tampaknya hendak memperlihatkan konstruksi jender dari sudut pandang yang berbeda. Rekam jejak pengamatan dan analisis berbasiskan perbedaan jenis kelamin tidak lantas menyamakan setiap kejadian berdasarkan hasil rekaman tersebut.

Bagaimana pun, 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, film yang dirilis di jaringan bioskop sejak 18 Mei lalu itu, mencoba memotret kehidupan banyak perempuan di Tanah Air. Sebuah potret kehidupan yang memang ada di antara kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com