Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habibie Pernah "Ditantang" Soeharto

Kompas.com - 12/06/2011, 18:58 WIB

Ada satu pertanyaan wartawan yang membuat Habibie tersentak, katanya, "Tuan Habibie, kami sudah mengetahui semua alasan mengapa Anda terpilih menerima medali ini, tetapi kami belum mengetahui saat ICAO didirikan di Chicago, AS, pada jam 10 pagi, 7 Desember 1944, Anda berusia berapa, berada di mana dan sedang ngapain?"

Mendengar pertanyaan wartawan, Habibie yang dilahirkan di Gorontalo, pada 25 Juni 1936, itu pun sejenak menerawang ke masa kecilnya.

"Waktu itu usia saya baru enam tahun, berada di rumah panggung di sebuah desa di Indonesia, dan pada jam itu saya punya jadwal tetap mengaji Al Quran," ujarnya kepada sang wartawan bule.

Asal bukan revolusi

Habibie mengemukakan bahwa semasa menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi, Presiden Soeharto selalu mengamini apa saja yang ingin dibuat Habibie menyangkut pengembangan industri strategis, termasuk pembangunan PT Dirgantara Indonesia dan industri perkapalan, PT PAL, di samping membangun sumber daya manusia (SDM).

"Semua yang saya mau kerjakan disetujui oleh Pak Harto kecuali satu, yaitu tidak boleh ada revolusi," katanya.

Pak Harto bilang, "Orang Indonesia itu tidak neko-neko, yang penting kebutuhan pokoknya terpenuhi dan keamanan serta masa depannya terjamin, ya sudah mereka tenang. Jadi buat apa revolusi?"

Peraih doktor bidang konstruksi pesawat terbang di Universitas Aachen, Jerman, pada 1965, itu menggambarkan kehidupan yang sempurna adalah menggabungkan dua pilar utama, yakni iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan imtak (iman dan takwa).

"Iptek dan imtak harus berjalan beriringan. Iptek tanpa imtak, rasanya hidup ini hampa, begitu pula sebaliknya, imtak tanpa iptek, hidup akan terus terbelakang," paparnya.

Kendati demikian, Habibie menuturkan bahwa hidupnya tak berarti apa-apa tanpa peran penting dari dua wanita yang sangat ia cintai di dunia ini, yaitu (almarhumah) ibu kandungnya, dan istrinya, (almarhumah) dr Hasri Ainun Besar.

Habibie juga tak luput menyatakan rasa bangganya dengan keberhasilan putranya, Dr Ilham Habibie, yang kini memimpin ICMI.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau