Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lutung Kasarung, Prahara Tujuh Putri

Kompas.com - 30/12/2011, 04:50 WIB

Pemilihan kostum oleh Dede Siswanto sengaja bergaya etnik futuristik agar seluruh kalangan penonton bisa menikmatinya. Sama halnya dengan penggunaan instrumen musik agar penonton tidak merasa asing dengan penampilan di panggung.

Penggagas pertunjukan ini, Dede Yusuf, mengungkapkan bahwa Musikal Lutung Kasarung diharapkan menjadi pembuktian bagi seniman asal Jawa Barat untuk berkiprah di kancah nasional, bahkan internasional. Selain itu, perhelatan yang sengaja digelar pada akhir tahun 2011 ini memang dimaksudkan sebagai atraksi wisata bagi keluarga yang ingin menghabiskan liburan akhir tahun di Bandung.

Tarian

Kisah Musikal Lutung Kasarung menyuguhkan adegan-adegan menarik, di antaranya tarian puluhan pemain yang menggambarkan suasana Kerajaan Pasir Batang. Purbararang juga diperkenalkan sekilas di awal cerita dengan kesan antagonisnya.

Selama pertunjukan, penonton bisa menikmati nyanyian, tarian, dan permainan cahaya di dalam gedung berkapasitas 1.100 kursi ini. Kisah Lutung Kasarung dimainkan dalam dua babak, diselingi jeda 20 menit.

Menurut Didi Petet, para pemain berlatih tanpa henti selama enam bulan di Kabupaten Bandung Barat. Hampir seluruh pemain—yang diseleksi melalui audisi—tidak berpengalaman bermain teater. Namun, Didi mengaku puas dengan hasilnya.

Daya tarik Musikal Lutung Kasarung tidak hanya pada penampilan di atas panggung. Di luar ruang pertunjukan juga disulap menjadi pameran kebudayaan Jawa Barat. Beberapa barang peraga dibawa dari Museum Sri Baduga, Bandung, agar penonton dan pengunjung bisa menghayati suasana Jawa Barat pada zaman dulu.

Beberapa penonton yang dijumpai seusai pertunjukan mengaku cukup puas menyaksikan Musikal Lutung Kasarung yang menghibur. Pertunjukan seni memiliki catatan masing-masing. Namun, umumnya penonton sepakat menjadikan pertunjukan musikal ini sebagai hiburan yang tepat bagi keluarga.

Musisi Melly Goeslaw yang ikut menonton pertunjukan perdana mengacungkan jempol atas upaya menghidupkan legenda Jawa Barat. Dia berharap lebih banyak lagi kisah yang dikemas dengan pertunjukan menarik seperti ini.

(didit putra erlangga Rahardjo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com