Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anya Dwinov: Kita Enggak Perlu Ikut-ikutan Melanggar Hukum

Kompas.com - 27/03/2012, 12:03 WIB

Perihal tabungan, ada tips yang bisa saya bagi untuk orang-orang yang ingin menabung sedikit-sedikit. Buka rekening kedua di bank yang sama dengan rekening penerimaan gaji, tetapi jangan ambil fasilitas ATM, m-banking, e-banking, atau fasilitas apa pun yang mempermudah uang itu keluar dari rekening tersebut. Jadi rekening itu murni untuk ”celengan” saja. Setiap bulan begitu terima gaji, langsung transfer sekian persennya, bisa 10-30 persen, ke rekening celengan itu.

Bisa juga, belilah properti meskipun semurah apa pun. Properti yang surat-suratnya benar pasti akan menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan. Tips dari saya: jangan membeli vila peristirahatan jika ingin dijadikan properti investasi, kecuali berpikir untuk dikembangkan sebagai tempat usaha. Ruko/rukan menjadi pilihan investasi properti yang terbaik karena paling mudah naik.

Alhamdulillah saya belum pernah mengalami kerugian. Mudah-mudahan segala usaha pencegahan yang saya lakukan bisa menjauhkan diri saya dari kerugian.

Mbak Anya, sebagai seorang pengusaha, apakah Anda taat membayar pajak?
(Adrian Hernando, Cirebon)
Tentu saja dong.

Mbak Anya Dwinov, bisa kita kerja sama di bidang agen perjalanan dan sebagainya?
(Muhdar Hasanat, Ternate, Maluku Utara)

Tentu, kenapa tidak? Apalagi jika kerja sama ini bisa membuka lebih banyak pilihan bagi wisatawan lokal ataupun mancanegara untuk berwisata menikmati Indonesia. Bentuk kerja sama apa yang bisa kita jalin?

Sebagai pebisnis dan tentu saja pembayar pajak, bagaimana komentar Mbak Anya soal banyaknya petugas pajak yang rekeningnya menyimpan miliaran rupiah? Mbak kesal atau enggak pedulikah sama koruptor, yang tak kunjung habis dari negeri kita?

(Susie Su Dimara, Tangerang)

Tentu saja saya prihatin. Tetapi saya santai saja. Memang menjengkelkan. Tetapi saya tidak sampai terusik lalu memutuskan tidak bayar pajak. Biar orang-orang tersebut saja yang melanggar hukum, kita enggak perlu ikut-ikutan melanggar hukum kan!?

Saya sempat bingung dengan orang-orang yang asyik ”iri-iri”-an dengan keberhasilan orang dalam melakukan pelanggaran sehingga mereka akhirnya merasa perlu mengikuti yang salah dari si pelanggar itu.

Namun, saya sudah menemukan jawaban yang cocok untuk diri saya. Saya tidak mau menyamakan diri saya satu level dengan orang-orang yang tidak benar hidupnya. Jadi ngapain saya mengikuti sesuatu yang saya tahu itu tidak baik untuk saya. Saya adalah orang yang lebih baik daripada mereka. Lebih kaya mungkin tidak, tapi lebih benar hidupnya he-he-he.

Jadi bisa disimpulkan, saya tidak ambil hati, walaupun tetap saya harus tahu. Agar saya bisa mengukur sudah seberapa baik dan benar hidup saya ini dibandingkan orang lain. Lalu, saya bisa menepuk diri saya sendiri, sambil berkata, ”I’ve done great.”

Namamu unik. Seperti orang Rusia atau Polandia. Apa artinya? Sepertinya kamu punya mimpi besar atas usaha yang kamu jalani. Apa sih mimpi itu?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com