Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendekar Itu, Ti Lung, Turun Gunung

Kompas.com - 19/06/2012, 11:01 WIB

Nyatanya, di luar masa kejayaan Shaw Brothers, Ti Lung tidak berhenti berkarier. Sampai hari ini, dia telah tampil dalam 117 judul film layar lebar dan film televisi. Pada era 1980-an, misalnya, dia bermain dalam film garapan sutradara John Woo, A Better Tomorrow (1986) yang dibintangi Chow Yun Fat dan Leslie Cheung.

Pada tahun 2000-an, ketika aktor-aktor muda dan ganteng era "Meteor Garden" bersinar terang, Ti Lung masih bisa menyesuaikan diri. Ia tampil memerankan tokoh guru silat dalam Star Runner (2003) yang dibintangi Vaness Wu, awak boyband F4. Adapun film terbaru yang dia mainkan adalah Two Knives (2011).

Kemampuan aktingnya pun tetap diperhitungkan dunia film. Ti Lung mendapat penghargaan sebagai Aktor Pendukung Terbaik dari Hongkong Film Awards 2000 lewat film The Kid yang dibintangi Leslie Cheung.

Bela diri
Kemampuan akting Ti Lung sebagai aktor laga didukung keterampilan dalam bela diri wing chun yang dia pelajari sejak remaja. Ia belajar bela diri tradisional China itu tidak dengan tujuan menjadi aktor, tetapi semata demi kesehatan.

"Dulu, saya sangat kurus, sakit-sakitan. Seorang kawan menyarankan untuk ikut (olahraga bela diri) wing chun agar saya tumbuh sehat. Sebenarnya (bela diri) itu intinya adalah masalah disiplin diri. Sejak itu saya membentuk tubuh tegap, bugar, juga sehat secara spiritual," cerita Ti Lung yang bertinggi badan 182 sentimeter.

Selain wing chun, Ti Lung kemudian juga belajar karate, judo, jiu-jitsu, dan bela diri lainnya. Bagi Ti Lung, bela diri tidak berhenti sebagai olah kanuragan, tetapi yang lebih penting lagi adalah filosofinya. "Martial arts (seni bela diri) sebenarnya berkombinasi dengan falsafah hidup tentang penerimaan diri, sikap santun, dan saling menghargai, welas asih dengan orang lain," katanya.

Sikap menerima atau bijak pada keadaan itu dicontohkan Ti Lung ketika seseorang menghadapi situasi yang tidak disukai atau tidak berkenan di hati. Bisa juga ketika seseorang menghadapi serangan. "Saat itu Anda perlu berpikir bagaimana cara memecahkan persoalan sebaik mungkin. Anda jangan terus serta-merta berkonfrontasi. Cobalah mengendalikan agresivitas," katanya.

Tentang pengendalian diri itu, Ti Lung menjelaskan pengertian wu yang dalam piktogram atau bahasa simbol China dilambangkan dengan tombak dan isyarat berhenti. "Itu artinya kita harus menghentikan diri untuk tidak saling menyakiti. Kita harus menghindari perkelahian. Kita mencari solusi sebelum berkompetisi atau adu argumen dengan lawan," kata Ti Lung yang selama kariernya pernah mengalami empat kali cedera otot dan tulang.

Masihkah ia berlatih bela diri hingga kini? "Masih, meski sedikit-sedikit," jawabnya. "Saya tidak lagi menggunakannya seperti dulu. Jadi ini seperti gunung api yang telah tertutup (non-aktif) he-he-he...," katanya beribarat.

Karier Ti Lung terentang lebih dari 40 tahun. Ia pernah menjadi jagoan, pernah pula memerankan tokoh jahat. "Saya pernah menjadi kaisar, pernah pula memerankan gangster," katanya.

Ia jatuh bangun di "dunia persilatan" Hongkong dan masih eksis di jagat tontonan sampai hari ini. Apalagi yang akan Anda cari? "Dalam hidup ini saya tidak akan mengejar tanpa tahu lagi kapan harus berhenti. Saya tahu kapan harus merasa puas...," ujar Ti Lung. (Frans Sartono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau