Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idang Rasjidi Si Anak Lanun

Kompas.com - 23/11/2012, 14:55 WIB

Oleh Ida Nurcahyani

Konon, dulu di perairan Pulau Bangka banyak berkeliaran bajak laut yang kebanyakan berasal dari daerah Lanoa, dekat Kepulauan Mindanao, Filipina. Orang Bangka menyebut mereka orang "Lanun", mungkin berasal dari kata "Lanoa", tempat asal mereka.

Kata orang-orang tua di Bangka, lanun adalah orang-orang serampangan yang suka berbuat onar di sekitar Bangka. Musisi jazz asal Bangka, Idang Rasjidi, selalu memperkenalkan dirinya sebagai anak lanun setiap kali tampil di panggung.

"Saya ini orang Bangka asli, saya lahir di Pangkalpinang, saya ini anak lanun," kata Idang.

Mirip bajak laut di dongeng-dongeng pengantar tidur, sosok Idang Rasjidi di panggung memiliki archetype "pecicilan" dan petualang. Mungkin, kemiripan Idang dan anak lanun adalah penampilannya di panggung saat memainkan instrumen musik; lincah dan pecicilan.

Dalam beberapa pertunjukan, Idang tak segan untuk beranjak dari pianonya dan menghampiri para pemusik lain di panggung yang saling balas dalam memainkan musiknya.

Uniknya, Idang melakukan itu sembari lincah menirukan suara-suara instrumen seperti perkusi, terompet dan trombon. "Bagi saya, jazz adalah spontanitas, jazz adalah musik paling revolusioner yang tidak menolak lirik atau gaya apa pun," kata dia.

Oleh sebab itu, Idang berpendapat jika jazz dapat dipadupadankan dengan genre musik apa saja, termasuk dangdut bahkan musik opera. "Musik itu untuk dinikmati, bukan untuk dipikirkan, dan nilai seorang musisi yang utama adalah pada kemampuan dia untuk membuat komposisi baru," katanya.

Idang melanjutkan, jika dia membawakan hits musisi lain tanpa melakukan inovasi, maka dia hanya menjiplak dan tidak mendapat penghargaan dari itu. "Kalau pun penonton bertepuk tangan, itu bukan buat saya, tapi gara-gara lagunya, oleh sebab itu, selalu berinovasi, dan tawarkan sesuatu yang baru," kata dia.

Asli Bangka

Idang merupakan putra kebanggaan tanah Bangka. Kiprahnya di pentas musik dunia telah mengharumkan daerah, yang akhir-akhir ini lebih dikenal akan konflik tambangnya.

"Saya sudah berkeliling dunia, dalam setahun, minimal saya pentas di 14 event jazz internasional, tapi setiap saya ada di panggung, saya selalu mengatakan pada audiens 'saya Idang, saya asli Bangka'," kata pria kelahiran Pangkalpinang, 26 April 1956 itu.

Saking seringnya Idang mendeklarasikan hal tersebut, sebuah surat kabar Belanda, De Telegraaf, pernah memuat tulisan tentang Idang; "Idang Rasjidi, the Son of Lanun".

"Berkat tulisan itu, konser saya waktu itu di Belanda sukses besar, bahkan 30 menit sebelum konser dimulai, orang-orang sudah memenuhi arena," katanya penuh semangat.

Saat penikmat musiknya di luar sana bertanya, seperti apa Pulau Bangka?, pianis jazz kawakan itu mengatakan, Bangka adalah lesung pipi Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com