Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah Kisah tentang Negeri Slank

Kompas.com - 05/01/2013, 00:06 WIB

Sejak Minggu (23/12) siang, para Slankers stadion sudah memenuhi sepak bola kebanggaan Yogyakarta.

Mereka bersantai di pinggir jalan sekitar stadion menunggu pesta bermula. Sebagian terlihat mengerubuti beberapa penjual asesoris Slank. Ada yang baru datang, ada yang sudah menginap sejak hari sebelumnya.

Lalu lalang bus, truk, mobil bak terbuka, dan mobil carteran tak berhenti melintas membawa rombongan Slankers yang baru datang.

Kelompok Slankers dari tiap daerah membawa bendera sebagai identitas. Mereka tidak hanya datang dari daerah sekitar Yogyakarta saja, tetapi juga Jakarta, Surabaya, Nusa Tenggara Barat, Tidore, Cikarang, Kranji, Bogor, Karawang, Pati, Brebes, Purwodadi dan masih banyak lagi.

Rombongan lima Slankers dari Majalengka, Jawa Barat, bahkan rela menempuh perjalanan 24 jam dengan menumpang kendaraan beberapa orang. Mereka memberhentikan kendaraan yang mau menampung mereka.

"Tadi kami sampai 15 kali ganti numpang kendaraan," katanya.

Ada juga Slankers yang sengaja ambil cuti kerja atau rela menginap semalaman di pinggir jalan. Mereka semua rela berkorban demi melihat idola mereka. Demi turut merayakan ulang tahun Slank.

Di antara mereka ada Fachrozi Rozi (26 tahun). Meski menggunakan kursi roda ia nekat datang dari tempat asalnya, Bawen, Jawa Tengah, ke Yogyakarta demi menyaksikan Slank.

"Slankers di sini justru membantu saya untuk bertemu dengan personel Slank. Saya bahkan ditempatkan persis di depan panggung agar aman tidak terinjak penonton lain," kata Fachrozi yang bersyukur bisa berfoto bareng Slank dan memberikan demo lagu ciptaannya.

Slank seperti punya negeri sendiri. Mereka punya massa penggemar yang setia setelah 29 tahun berkarya.

"Slank meroket dari nol, tidak seperti anggota dewan sekarang, masih muda sudah menjadi anggota dewan lalu setelah duitnya banyak jadi tidak tahan korupsi," celetuk Ki Enthus menjelang penutupan konser.

Lantunan Shalawat Nabi berkumandang pada akhir konser, setelah Slank membawakan lagu "Kamu Harus Pulang" sambil memotong tumpeng.

Tanpa dikomando, para Slankers menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun". Kembang api yang menghujani langit menambah semarak suasana.

Perjalanan

Slank bermula dari sebuah band bernama Cikini Stones Complex (CSC) yang dibentuk Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimbim tahun 1980-an. Band ini menyanyikan lagu-lagu The Rolling Stones.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com