"Sebenarnya kami dibajak sudah tiga tahunan lebih, tapi masih skala kecil sih. Kayaknya (belakangan ini) pembajak sudah kayak enggak tahu malu untuk ngebajak," keluh Daniel dalam wawancara di kantornya, kawasan Tomang, Jakarta Barat, Senin (2/9/2013).
Kekesalan dan kesedihan Daniel semakin memuncak ketika mengetahui bahwa produknya itu dibajak dan dipasarkan hingga ke Singapura. "Gue sempat kaget banget pas desain kami sudah ada di Singapura. Kami sudah lima tahun (berbinis) dan sudah dapat sertifikat dari HAKI (Hak Atas Karya Intelektual)," ujar Daniel. "Sedih sih. Karena Damn I Love Indonesia punya misi untuk memperkenalkan budaya Indonesia," lanjutnya.
Atas kejadian itu, Daniel akan mengambil langkah tegas, terutama untuk menindak beberapa toko yang menjual produk palsu Damn I Love Indonesia. "Sudah bilang ke lawyer, terus sudah ambil beberapa tindakan juga. Dari pihak kami sudah ada yang bertindak, yang jelas kami akan datangi satu-satu sama pengacara. Tapi, enggak mau yang langsung ke meja hijau. Kalau bisa, ada musyawarah dulu. Kalau sudah diingetin tetap enggak bisa, ya baru ke meja hijau," tegas Daniel.
Daniel cukup beralasan mengambil langkah melindungi produknya itu. "Ketakutan kami, kami kan punya brand yang kuat, premium dan eksklusif. Kami enggak mau buatan Indonesia terlihat murah, makanya kami bikin di mal-mal besar, tetap enggak melupakan kualitas. Kalau banyak yang bajak dengan kualitas yang rendah, nanti akan ngaruh ke brand image. Orang ngelihatnya nanti, 'Oh Damn I Love Indonesia itu bahannya enggak bagus ya.' Itu sih ketakutannya," papar Daniel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.