Satu dari para kolektor itu adalah Rutherford Chang asal New York, AS. Uniknya, Chang hanya mengoleksi White Album, sebutan bagi album kesembilan band legendaris Inggris The Beatles. Album itu sebenarnya berjudul The Beatles juga. Namun, karena bersampul putih polos, album itu disebut pula White Album.
Lebih khusus lagi, edisi yang dikumpulkan oleh Chang merupakan cetakan pertama pada tahun 1968. Jumlah White Album yang dikoleksinya kini mencapai 693 piringan.
"Saya mengoleksinya karena setiap album itu punya cerita sendiri. Setiap album semakin unik karena usianya yang nyaris separuh dekade. Cetakan tahun 1968 diberi nomor, menyiratkan bahwa jumlah album ini sangat terbatas," aku pria berorangtua asal Taiwan ini seraya bercerita bahwa ia tidak dibesarkan dalam keluarga penggemar The Beatles, bahkan tidak juga untuk musik.
Chang, yang seorang seniman, tak memiliki alasan khusus selain menganggap The Beatles sebagai band besar. Selain mengumpulkan, Chang menjadikan ratusan koleksinya itu sebagai bagian dari ekshibisi. Acaranya sendiri sudah dihelat awal tahun lalu dan diberi judul We Buy White Albums. Dalam acara tersebut, Chang memamerkan sekaligus memang mencari orang yang mau menjual White Album kepadanya.
"Warnanya yang putih membuat album itu sangat personal, entah dibubuhi nama, dicoret-coret, atau digambar-gambar. Saya sempat berpikir, apa yang kira-kira akan dilakukan Richard Hamilton (desainer sampul White Album) pada tahun 1968 jika dia tahu kalau di masa depan hal-hal ini bakal terjadi pada sampul tersebut," tambah Chang, yang membeberkan bahwa ia mulai mengoleksi sejak usia 15 tahun, diawali dari kepingan pertama yang dibelinya di sebuah garage sale di Palo Alto.
Entah berapa digit dollar AS yang sudah dihabiskan oleh Chang untuk mengumpulkan semua album ini. Walau begitu, ia ternyata membeli piringan hitam bekas tersebut "hanya" dengan 20 dollar AS atau bahkan 1 dollar AS.
"Banyak pengunjung yang datang mau berbagi kisah terkait album yang mereka miliki.... Ketika saya membeli lewat situs eBay, ada penjual yang memberi keterangan, 'sampul albumnya digambar-gambar oleh pemilik sebelumnya yang sepertinya sedang mengisap ganja'. Ada juga yang terpaksa merusak bagian di track lagu 'Sexy Sadie' dan 'Happiness is a Warm Gun' waktu kecil karena takut tak sengaja terputar dan ketahuan orangtuanya (karena dianggap cabul)," kisahnya.
Saat pameran usai, apa yang akan dilakukan oleh Chang dengan album sebanyak itu? Ia rupanya akan meneruskan ajang berburu nan ajaib ini. Dengan demikian, koleksinya pun akan terus bertambah.
Ada yang mau menambahi rekor koleksi Chang?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.