"Ini yang bisa kami lakukan di luar bantuan-bantuan di sana. Kenapa lagu? Percaya atau tidak percaya, lagu itu bisa jadi alat motivasi, rasa percaya kita, keyakinan kita. Musibah kan tidak ada yang tahu kapan datangnya. Tuhan masih sayang sama kita, itu message kami," jelas Pasha (vokal) sekaligus mewakili Enda (gitar), Onci (gitar), Makki (bas), dan Rowman (drum), dalam jumpa pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2014).
Ide merilis "Baku Jaga" bermula dari kabar tentang banjir bandang Manado, yang mengejutkan Ungu, khususnya Enda, yang asli dari kota tersebut.
"Awalnya memang pas kami mantau, di media TV diberitakan Kota Manado terjadi banjir bandang. Kerabat kita, Enda, rumah orangtuanya di sana sudah tertutup air sampai atap. Di situ kami tergerak, bukan hanya karena Enda, tapi saudara-saudara kami juga. Jadi, tidak ada salahnya bikin satu lagu, bentuk penyemangat dan memotivasi saudara-saudara kami di Manado, khususnya para korban," jelas Pasha.
Proses kreatif "Baku Jaga" tak memakan waktu lama. "Judulnya 'Baku Jaga'. Langsung rekam, spontan, dua hari jadi. Kami enggak mau show off. Ungu tergerak dengan empati dan situasi, sehingga alhamdulillah dua hari pas beredar banyak direspon, khususnya (oleh) warga-warga Manado yang ada di Indonesia, Amerika, cukup banyak ucapan terima kasih untuk buat lagu ini," sambung Pasha.
Merilis "Baku Jaga" hanyalah langkah awal dari Ungu. Untuk selanjutnya, Pasha dan rekan-rekan segrupnya akan memberi bantuan dari uang hasil penjualan ring back tone (RBT) lagu itu.
"Oh, ya, pasti. Awalnya spontanitas, enggak ada niat komersial. Kalau bisa di-RBT, tentu ada share (untuk) korban-korban di sana," janji Pasha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.