"Jadi, Cinta baru datang dari 14 Juni (2014) untuk promo film baru, The Philosophers. Selama di Indonesia, Cinta dijelasin Mama tentang masalah politik sekarang ini bahwa ada Pemilihan Presiden," kata Cinta dalam wawancara per telepon oleh Kompas.com di Jakarta, Senin (23/6/2014).
"Kata Mama, 'Menurut Cinta mana yang lebih baik? Yang satu seperti ini, yang satunya seperti ini'. Tanpa ada paksaan, I support Jokowi," lanjut Cinta, yang memilih psikologi dan sastra Jerman ketika berkuliah di Columbia University.
Cinta mengaku pula dengan sukarela memberi dukungan kepada Jokowi.
"Ada gosip artis dibayar, tapi Pak Jokowi kan orang jujur, enggak punya uang buat bayar. Cinta sukarela dukung Jokowi," tekan Cinta.
Perempuan kelahiran Quakenbruck, Jerman, 17 Agustus 1993, ini memilih Jokowi karena setuju dengan program revolusi mental yang diusung oleh Jokowi.
"Cinta setuju dengan revolusi mental. Alasannya, kalau Indonesia mau maju seperti Jepang, Korea, sejak kecil harus sudah punya budaya kerja keras, disiplin, dan budaya malu," tutur pemilik darah Jerman-Indonesia ini.
"Di luar negeri itu, kalau digosipin, dia sudah mundur dari jabatannya karena mereka punya budaya malu. Ini harus diubah. Kita harus punya budaya malu, jangan sampai masih memimpin kalau sudah di dalam penjara KPK. Di Jepang orang lebih suka harakiri daripada dia malu," lanjut Cinta.
Cinta berharap revolusi mental bisa mengubah pola pikir anak muda di Indonesia.
"Jadi, mental anak muda harus diubah. Jangan sampai ujian saja masih nyontek, terus kita suka meminta, yang bikin seperti peminta-minta daripada jadi pekerja keras," tekan Cinta lagi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.