"Kami akan rilis di Oktober, kami baru tahu dapat saingan Annabelle. Yes, will see, seperti apa nanti,. Kalau enggak ada saingan kita enggak akan maju-maju," kata Rico dalam jumpa pers di Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat lalu (11/7/2014).
Rico percaya film yang dibintangi oleh Karina Ranau, Mastur, dan Wulan Kalea itu akan tetap memiliki nilai saing.
"Film kami banyak yang bilang film omnibus, tapi film kami film panjang, dengan empat kisah yang awalnya satu, kemudian memekar, lalu di ending-nya jadi satu lagi," jelas Rico.
"Saya mencoba menghadirkan ketakutan melalui pendekatan psikologis penonton. Jadi, enggak ada suara musik keras dan mengagetkan. Dengan hal-hal yang biasa saja sebenarnya, tapi ditambah yang aneh sedikit sudah bisa bikin orang creepy, bulu kuduk merinding, bukan yang shocked factor," lanjut Rico.
Solitaire menyelipkan sisi budaya lokal di antara ketegangan yang disajikan.
"Kami coba menampilkan yang berbeda, ada berbau-bau budaya. Hantu kami ada yang pakai kebaya," terang Rico.
Rico mengaku, Solitaire dipengaruhi oleh film horor ala Jepang, Korea Selatan, dan Thailand.
"Saya terus terang penggemar film. Inspirasi otomatis datang dari film yang saya suka. Horor Korea saya suka, horor Thailand saya suka. Kalau yang dari Korea, saya suka permainan angle-nya, warnanya enggak terlalu hard. Kalau yang dari Thailand, saya suka slow-nya di beberapa bagian, tapi di beberapa bagian ada cepatnya," ujar Rico.
"Nah, film yang saya buat ini meracik semua kekuatan unsur tersebut. Saya mencoba membuat sesuatu yang baru dengan formula yang lama," terang Rico lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.