"Nanti di UK (Inggris), 20 jam puasanya. Nahan lapar dan haus enggak ada kendala. Ngerjain disertasi kalau di depan komputer, cepat aja waktunya," ujar Vidi dalam wawancara di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2014).
Di sana, Vidi juga harus memutar otak untuk menyediakan hidangan sahur dan berbuka puasa. Aku Vidi, di dekat kediamannya tidak ada restoran yang buka selama 24 jam. Vidi pun harus menyiapkan vitamin supaya kesehatan tubuhnya terjaga.
"Siapin mental aja. Masak (sendiri), restoran di sana enggak ada yang buka 24 jam. Persiapan masak untuk sahur dan buka. Vitamin pasti, tiap hari. Udara juga enggak enak kan disana. Kalau enggak pakai vitamin mungkin bisa ambruk kali ya," jelas Vidi.
Sebelum ini, Vidi pernah berpuasa selama 19 jam per hari di Amerika Sserikat (AS).
"Puasa 19 jam pernah, pas di US (United States atau AS). Alhamdulillah lancar. Semoga bisa diulang, bisa sukses puasanya. Di sana, orangnya pada enggak peduli. Indera lain terjaga lah. Kalau di Indonesia justru gosip-gosip," cerita Vidi, yang menjalani kuliah program musim panas selama dua bulan di Berklee College of Music, Boston, Massachusetts, AS, pada 2012.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.