Jimmy, yang berperan sebagai Hans, tokoh utama dalam film itu, menantikan reaksi para penonton, khususnya yang berasal dari Minang dan Papua, yang disorot dalam film bertema kekayaan budaya, toleransi, dan persatuan melalui kuliner itu.
"Kalau saya sih deg-degan menunggu hasilnya. Bagaimana penonton di Indonesia, Papua dan Padang (Minang, maksudnya), melihatnya. Dari film ini saya harap orang Indonesia jadi lebih cinta dengan masakan Indonesia," tutur Jimmy dalam jumpa pers di kawasan SCBD, Jakarta, Senin lalu (18/8/2014).
Sementara itu, Dewi, yang menjadi Mak, optimistis Tabula Rasa akan diterima dengan baik oleh para penonton. Menurut peraih Piala Citra (2011) untuk kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik itu, dari segi cerita film tersebut menyajikan warna yang berbeda.
"Begitu saya terima skrip Tabula Rasa, saya enggak tahu artinya. Mertua saya orang Italia nanya, 'Ini siapa yang bikin?' Kata mertua saya, filosofinya adalah di meja makan orang cerita segala macam, semua masalah, semua persoalan diselesaikan di meja makan. Ini sederhana banget, tapi filosofinya keren," terang Dewi.
Yaya, pemeran juru masak bernama Parmanto, mengatakan hal serupa. Ia penasaran sekaligus yakin bahwa sang sutradara, Adriyanto Dewo, mampu menggarap film itu dengan baik.
"Film ini luar biasa sekali. Saya baca sinopsisnya keren. Anak-anak saya kalau menonton ini pasti minta saya masakin," ucap Yaya lalu tertawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.