"Secara pribadi enggak pernah ada yang berubah dari kami," kata gitaris Geisha, Roby, sekaligus mewakili Momo (vokal), Nard (bas), Dhan (keyboard), dan Aan (drum), dalam program musik Kompas.com Studio Attack, di Bebop Studio, Jalan Tebet Barat IX No 1A, Jakarta Selatan, Senin (29/9/2014).
Roby menuturkan, pribadi sederhana itu bisa bertahan berkat proses yang mereka lalui.
"Kami terbentuk 10 tahun lalu, kami dalam prosesnya selalu rasakan, resapi, dan nikmati. Kami sudah melalui banyak proses. Kami ngontrak, makan sepiring berdua, kami buka puasa pakai kurma doang, makan di warteg, mau rumah kebanjiran, mau ke mana-mana naik angkot, itu pernah kami alami semua. Sama My Geisha (sebutan untuk para penggemar Geisha) di Yogyakarta kami pernah makan di angkringan, makan nasi kucing. " kisah Roby.
"Kami mau nunjukkin ke orangtua kami kalau Geisha ini tempat kami berkarya, mau nunjukkin ini ada lho karya kami," lanjutnya.
Sementara itu, perubahan musik mereka dimulai untuk album perdana mereka, Anugerah Terindah, seiring perubahan nama band mereka, dari Jingga ke Geisha pada 2009.
"Kalau dulu (sewaktu masih sebagai grup Jingga) kami mainnya dengan sound yang berat. Bisa dibilang dulu ada beberapa part itu progressive rock. Tapi, semenjak recording, kami jadi pop, mengikuti selera pasar, mengikuti apa sih yang mereka mau. Tapi, pas off air itu balik lagi, kami adalah kami, Geisha adalah Jingga yang dulu, terbang ke sana, lompat ke sana, lompat sini," kata Roby lagi.
Pendewasaan bermusik dirasakan oleh band yang dinaungi oleh perusahaan rekaman Musica Studios itu sejak mereka merilis album ketiga, Bersinar Terang, pada Mei 2014. Seperti apa lagu-lagu dalam album tersebut? Segera unduh album mereka di https://itunes.apple.com/id/album/bersinar-terang/id839335059.