"Mas Didi Petet itu pahlawan. Almarhum bagi saya dan teman-teman di sini ya pahlawan kami di dunia kesenian," kata Jhody usai acara Wajah Rinduku untuk mengenang 40 hari meninggalnya Didi, di Teater Luwes, IKJ, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (24/6/2015) dini hari.
Jhody menilai karya-karya dan perjuangan Didi layak dikenang. "Karya dan usahanya sangat luar biasa dalam mengenalkan kesenian Indonesia ke seluruh dunia. Selain itu, almarhum kan juga dulunya dosen, ngajar gitu. Tetapi, kami murid-muridnya merasa tidak digurui, justru Mas Didi itu kami anggap sebagai sahabat dan kakak dalam belajar bersama," ujar Jhody.
"Sudah sangat pantaslah beliau ini disebut sebagai pahlawan dalam berkesenian," imbuhnya.
Rekan duet pembawa acara Teuku Edwin ini mengaku selalu ingat pesan Didi yang memintanya untuk terus berkarya meski industri kesenian sedang lesu.
"Yang luar biasa adalah ketika Edwin dan saya merasa kecewa dengan industri sekarang yang sudah mulai, maaf nih ya, mendambakan rating daripada isi. Kami berdua datang ke rumah Mas Didi dan bilang, 'Mas, saya nyerah dengan keadaan sekarang'," katanya.
"Di situ Mas Didi marah banget dan bilang, 'Kalau kalian berdua nyerah, siapa yang mau mempertahankan hidup berkesenian? Ya usaha kalian tetep eksis dengan jalan kalian masing-masing aja dan tetep berkarya'. Itu jadi tamparan banget bagi kami. Selanjutnya, ya alhamdulillah kami masih eksis dan terus berkarya," cerita Jhody.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.