Menggunakan cuplikan-cuplikan video rumahan yang diambil oleh teman-teman dan produser Amy, bahan-bahan dari konser, wawancara dan sesi rekaman, Kapadia membuat potret yang riang dan juga menyedihkan tentang penyanyi ikonik itu.
Film dokumenter ini dimulai dengan video rumahan yang belum pernah dipublikasi sebelumnya, dalam mana Amy, yang berusia 14 tahun, menyanyikan lagu ulang tahun untuk teman dekatnya. Cuplikan itu menunjukkan bahwa penyanyi tersebut, bahkan ketika masih remaja, mempunyai suara yang unik dan manis. Namun, film ini juga menunjukkan Amy tidak pernah membayangkan betapa suaranya akan membuatnya terkenal.
"Saya tidak pernah sama sekali mengira saya akan menjadi terkenal," ujar Amy kepada seorang temannya.
"Saya rasa saya tidak bisa mengatasi ketenaran. Mungkin saya bisa gila, Anda paham? Saya bisa gila," sambungnya.
Sang sutradara menghidupkan kembali hari-hari Amy muda dengan mata yang bersinar sebagai artis musik muda dan membawa para penonton mengikuti kehidupan Amy yang penuh dengan roller coaster emosi, hingga akhirnya ia meninggal pada 2011 akibat overdosis alkohol. Ia berusia 27 tahun saat itu.
Kapadia tidak memberi analisis kejayaan dan kehancuran Amy. Justru, ia membiarkan kisahnya mengalir melalui sekian banyak video pribadi dengan teman-teman dan keluarga, kata-kata dan pemikiran sang penyanyi.