Kesuksesannya yang luar biasa berasal dari kebutuhannya untuk menyalurkan emosinya dengan menulis lirik lagu dan menyanyi. Menulis lirik lagu dan menyanyi adalah caranya, seperti yang ia katakan di salah satu cuplikan dokumenternya, untuk menghilangkan rasa depresinya. Bukan untuk menjadi terkenal atau mendapatkan penghargaan.
Film ini menunjukkan adegan ketika Amy tercengang ketika mendengar idolanya, penyanyi Tony Bennett, mengumumkan namanya sebagai pemenang Grammy Award untuk rekaman terbaik pada 2008.
Namun, film ini juga menunjukkan titik lemah Amy. Salah satunya adalah kecanduan yang ia alami. Ia tidak bisa melepaskan diri dari hubungannya yang merusak dirinya dengan Blake Fielder, suaminya sekaligus temannya dalam menggunakan narkoba. Ketika pernikahannya berantakan, ia terjerat lebih dalam pada ketergantungannya akan obat-obatan dan alkohol.
Film dokumenter ini menggambarkan ayah Amy, Mitchell Winehouse, sebagai seorang oportunis dan tidak menerima kenyataan bahwa anaknya menderita kecanduan obat-obatan yang membahayakan dirinya. Ia mengkritik film ini dan menyebutnya tidak berimbang.
"Ini bukan film yang Amy inginkan. Dia pasti tidak mau digambarkan seperti ini," ujarnya.
Ada kabar beredar, ayahnya ingin membuat film dokumenter sendiri untuk menceritakan anaknya dari sudut pandangnya.
Namun di luar itu, film ini menuding kehancuran Amy adalah karena para penggemarnya, yang jatuh cinta kepadanya dan ingin memilikinya. Paparazzi mengikutinya ke mana pun ia pergi. Ia akhirnya tidak sanggup menghadapi tidak adanya ruang pribadi untuknya.
Film dokumenter ini memuaskan keinginan para penggemar Amy untuk melihat kehadiran bintang itu kembali, tetapi secara perlahan menyebabkan kegelisahan ketika film ini menceritakan kehancuran emosi dan fisiknya.
Film ini menunjukkan ironi yang tragis bahwa Amy hancur akibat bakatnya yang luar biasa dan ketenarannya. Film ini juga menampilkan kritik terhadap budaya pop dan campur tangan tabloid sehingga menghancurkan apa yang dicintainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.