Fariz mengatakan, sebagai pemusik ia melihat banyak orang berbakat musik dalam lapas tersebut. Ada satu lagu dengan lirik bahasa Inggris, yang berjudul "Emotionless Stone", dicipta oleh Fariz dari tulisan seorang warga binaan.
"Saya lihat banyak bibit di dalam, sehingga saya dibantu salah satu pengurus blok, kami keliling untuk mencari dan mengajak mengungkapkan sesuatu (cerita hidup) dan dijadikan puisi. Ada seorang warga binaan bilang, 'Gue harus menulis, karena gue bingung harus bicara sama siapa.' Akhirnya, saya bilang, coba tulis puisi, nanti saya jadikan lagu ('Emotionless Stone')," kisahnya.
Kendati telah bebas, Fariz masih harus kembali lagi ke bekas selnya di Lapas Cipinang untuk menyelesaikan mastering album, sebab peralatannya masih berada di sana.
"Saya mash harus kembali ke Cipinang untuk selesaikan mastering," ujarnya.
"Penjualan album, kami udah lobi beberapa pihak yang berminat. Royaltinya juga ke semua pasti," ujarnya lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.