Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yon Koeswoyo 75 Tahun

Kompas.com - 04/10/2015, 19:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Yon Koeswoyo genap berusia 75 tahun pada 27 September lalu. Sementara adiknya, Yok Koeswoyo, pada 3 September lalu menginjak usia 72 tahun. Mereka membuktikan isi lagu yang mereka nyanyikan sendiri 40 tahun silam: "Oh penyanyi tua, lagumu sederhana/ Lagu dari hatinya/ terdengar di mana-mana...".

Yon dan Yok tampil di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada Senin (28/9/2015) lalu bersama band yang membawa nama Koes Plus. Mereka berawak pemain muda, yaitu Seno pada drum, Sony (bas), dan Acil (gitar dan keyboards).

"Ini karunia Tuhan. Berarti Tuhan masih sayang sama saya," kata Yon tentang usia 75 tahun.

Yon dan Yok tetap dengan lagu sederhana, yang pernah "terdengar di mana-mana" pada era 1960-1970-an, bahkan sampai hari ini. Sesederhana itu pula penampilan mereka dalam konser yang digelar The One Entreprenuer dengan tiket seharga Rp 150.000 dan Rp 300.000.

Pada beberapa lagu, suara tak terdistribusi dengan merata ke telinga penonton alias tidak balance. Bahkan sampai terdengar kresek-kresek, alias berisik, pada taraf yang mengganggu telinga. Dan itu terjadi ketika Yon yang sedang berulang tahun itu membawakan lagu andalannya, "Bunga di Tepi Jalan". Karisma Yon dan Yok sebagai senimanlah yang membuat penonton setia menikmati lagu-lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus yang melintas zaman.

"Laguku Sendiri"
Mereka membuka penampilan dengan "Laguku Sendiri", lagu Koes Bersaudara dari album To The So Called the Guilties yang dibuat sekeluar mereka dari penjara tahun 1967. Boleh dibilang ini komposisi semi-instrumental dari Koes Bersaudara. Ada elemen vokal, tapi bagian tersebut mungkin "tidak nyaman" untuk didendangkan sebagai lagu. Maksudnya, tanpa musik yang melingkupinya, bagian vokal itu kurang bisa berdiri sendiri untuk dilantunkan. Isian vokal itu lebih terkesan bagian dari instrumen keseluruhan. Ini jenis lagu panggung, semacam appetizer, menu pembuka yang nyaman untuk mengawali pergelaran.

Lagu itu berhasil menyiapkan mood penonton untuk menerima lagu-lagu Koes yang memang sudah tersimpan dengan rapi di memori penggemar. Meluncurlah lagu "Kembali" yang menandai berkumpulnya Nomo Koeswoyo dengan kakak dan adik-adiknya dalam Koes Bersaudara pada 1978. Nomo sendiri belakangan mengakui lagu tersebut menjadi salah satu upaya untuk mendongkrak popularitas Koes Plus yang saat itu agak kedodoran.

Menyusul kemudian Yok membawakan lagu gubahannya sendiri, "Kujemu". Ini jenis lagu rock dalam album Koes Plus in Hard Beat tahun 1976. Yok masih mampu bernyanyi dengan suara tinggi.

"Wah ternyata adik saya masih dahsyat ha-ha...," kata Yon memuji Yok seusai menyanyikan lagu tersebut.

Tampaknya Koes tidak menyiapkan urutan lagu secara tertata. Namun, karena pengalaman panggung, dan frekuensi tampil yang rata-rata empat kali sebulan itu, lagu-lagu yang disuguhkan sangat situasional dan mengalir begitu saja.

Tersebutlah antara lain "Why Do You Love Me", "Kolam Susu", "Bis Sekolah", "Pelangi", "Tangis di Hatiku", "Kisah Sedih di Hari Minggu", "Nusantara" (medley), "Bujangan", "Hidup yang Sepi", "Tul Jaenak", dan ditutup dengan "Kapan-kapan". Sebagian besar lagu diiringi oleh "paduan suara" penonton yang mayoritas berusia 50 tahun ke atas.

Menghibur diri
Yang menarik, apa pun lagunya (dan bagaimanapun tata suaranya), Yon dan Yok menyanyikan lagu dengan sepenuh hati dan mendapat respons gembira dari penggemarnya.

"Saya bernyanyi itu sebenarnya menghibur diri, dan ternyata itu bisa menghibur orang lain. Jadi, di panggung itu saya benar-benar bahagia," kata Yon yang memang sangat menikmati setiap lagunya.

"Saya konsisten dan bertanggung jawab. Jadi, saya tidak waton njeplak (asal buka mulut)," kata Yon menambahkan.

Konsisten dalam arti ia terus bernyanyi sebagai jalan hidup. Terhitung sejak Koes Bersaudara merekam pertama di Irama pada tahun 1962, dan kemudian berubah menjadi Koes Plus seiring masuknya Murry sebagai pengganti Nomo, Yon telah lebih dari 50 tahun bernyanyi. Ketika Koes Plus sedang sepi, Yon pernah menjadi makelar mobil dan jual beli tanah. Namun, jalan utama hidupnya tetap di musik.

Yon dan Yok bertahan di pasang surut kehidupan sebuah band dengan nama besar. Ketika Tonny Koeswoyo meninggal di usia 51 tahun pada 1987, Koes Plus menyurut. Koes pelan-pelan bangkit pada pertengahan 1990-an. Kemudian muncul semacam revivalisme Koes Bersaudara dan Koes Plus seiring ramainya kelompok penggemar dan munculnya generasi baru penikmat lagu-lagu mereka. Saat itu nama Koes Plus naik kembali.

Kemudian pada Februari 2014 Murry meninggal di usia 64 tahun. Yon terus bernyanyi, sementara Yok kurang aktif di panggung. Akan tetapi, Yok masih menulis lagu dan menyemangati para penggemar muda yang menyebut diri sebagai pelestari.

Seperti disebut dalam lagu "Hidup yang Sepi", di usia 75 dan 72 tahun, Yon dan Yok tetap bernyanyi, "...walau malam telah sepi...". (XAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau