JAKARTA, KOMPAS.com — Produser musik Seno M Hardjo mengaku turut prihatin dengan rencana salah satu toko yang khusus menjual produk fisik hasil rekaman musik, Disc Tarra, untuk menutup kira-kira 40 outlet-nya di seluruh Indonesia.
Seno menduga, mahalnya biaya sewa outlet di dalam mal-mal kelas wahid saat ini menjadi sesuatu yang cukup membebani Disc Tarra di tengah lesunya industri musik Tanah Air.
"Saya secara pribadi pastinya prihatin dan sedih banget. Disc Tarra sebagai peritel terbesar pastinya sudah enggak kuat. Mereka itu kan rata-rata menghuni mal-mal kelas satu. Mal-mal kelas satu harga sewa setiap tahunnya meningkat," ujar Seno saat berbincang per telepon dengan Kompas.com di Jakarta, Selasa (4/11/2015).
Masih kata Seno, Disc Tarra patut diacungi jempol karena masih dapat bertahan di tengah gempuran musik digital dan aksi pembajakan album fisik. "Disc Tarra sudah berjuang," ucapnya.
Seno memaklumi jika format rekaman musik di setiap era akan selalu mengalami perubahan, dari yang semula piringan hitam atau vinyl, lalu berkembang menjadi kaset pita, CD, lalu yang termutakhir adalah format digital. Menurut dia, perkembangan teknologi tidak bisa dibendung oleh siapa pun.
"Dunia musik terus bergerak maju. Jadi, ada yang dipertahankan dan tidak. Dalam hal ini, format dengaran. Waktu itu, piringan hitam ditinggalkan, penggemar sedih. Muncul kaset, mulai ditinggalkan, sedih. Sekarang dari CD, ke digital, lalu sedih. Itu perkembangan zaman," kata dia.
Karena itu, Seno berpesan agar pemerintah lebih memperhatikan industri musik Tanah Air.
"Pemerintah harus men-support adanya kiprah dari berbagai organisasi yang mencoba menaikkan martabat musik."
Hingga berita ini dilansir, pihak Disc Tarra belum dapat dihubungi untuk memberi komentar resmi terkait dengan kabar tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.