Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Frau, "Rumah" Leilani Hermiasih bersama Oskar

Kompas.com - 16/12/2015, 15:14 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis

Kemampuan Lani memainkan tuts-tuts piano bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja secara instan.

Kecintaan putri kedua pasangan Suhirdjan dan Joan Miyo Suyenaga itu kepada piano sudah tumbuh sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar.

Lingkungan keluarga, terutama ayah ibunya, yang banyak memainkan alat musik tradisional gamelan, semakin menumbuhkan jiwa musikal yang kuat dalam dirinya.

"Ayah saya seorang pembuat dan pemain gamelan, sementara Ibu juga banyak main musik dan bermain gamelan juga. Walau begitu, saya diperbolehkan menekuni alat musik apapun. Oleh karena itu, sejak kelas 1 SD, saya les piano klasik. Setelah enam tahun, saya banyak main piano secara otodidak," tulisnya lagi.

Proses panjang Lani, yang lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1990, dalam berekspresi dan berkreasi dengan Oskar-nya kemudian melahirkan sejumlah lagu. Sumber inspirasinya dari kehidupan sehari-hari.

Ia mengatakan bahwa inspirasinya dalam membuat lirik lagu bisa datang dari, antara lain, refleksi pribadi, pengalaman orang dekat, dan hasil wawancara informan dalam riset proyek lain.

"Biasanya saya mencoba menelisik apa saja rasa yang tersimpan dalam pengalaman, pemikiran, dan penuturan-penuturan di dalamnya, kemudian mencoba menerjemahkan rasa-rasa itu ke dalam bahasa musikal," jelasnya.

Lulusan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta ini mengaku bahwa ia mencipta lagu pertamanya, "Tears of Disappointing Ties", ketika ia masih duduk di bangku kelas 2 SMA.

Hal itu agaknya menjadi pemicu baginya untuk terus membuat lagu-lagu dengan lirik sederhana yang bermakna.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau