Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rock Gaya Alabama Shakes

Kompas.com - 19/02/2016, 22:40 WIB
LOS ANGELES, KOMPAS.com -- Kesuksesan album perdana pada 2013 tak melenakan empat sekawan Alabama Shakes. Mereka berkarya sebebas-bebasnya pada album berikutnya.

Keputusan itu membuat band rock tersebut membawa pulang tiga Grammy dari empat nominasi Grammy Awards yang mereka dapat pada Senin (15/2/2016) malam waktu Los Angeles, Amerika Serikat.

Lagu "Don't Wanna Fight" menang pada dua kategori: penampilan rock terbaik dan lagu rock terbaik. Itu adalah lagu jagoan dari album teranyar Sound & Color (produksi tahun 2015).

Album tersebut menang pada kategori album musik alternatif terbaik, bukan kategori album rock yang diraih Muse untuk album Drones.

Jika bayangan Anda pada "rock" adalah musik yang mengguncang dengan bunyi gitar meraung, mungkin gelar lagu rock terbaik lebih cocok disematkan kepada Foo Fighters ("Something from Nothing") atau Wolf Alice ("Moaning Lisa Smile"), dua pesaing Alabama Shakes.

Namun, Alabama Shakes mematahkan premis itu. Bisa jadi, penyelenggara Grammy Awards menganggap "Don't Wanna Fight" adalah wajah rock masa kini.

Rock tak melulu sesangar Guns n' Roses, tetapi bisa berwujud seksi di tangan kuartet dari kota kecil Athens di Negara Bagian Alabama, AS, ini.

Brittany Howard, perempuan sentral kelompok ini, tak memusingkan penggolongan jenis musik mereka. Alabama Shakes punya banyak latar corak musik, tanpa mereka sengaja membuatnya begitu.

Corak vokal Howard mengingatkan penggemar musik soul dan R&B pada Etta James atau Aretha Franklin. Kadang, ia meratap seperti Janis Joplin.

Musiknya bisa melaju cepat seperti The Ramones, lalu berbelok pada Velvet Underground. Mereka bisa meramu banyak warna itu dalam sebuah lagu, misalnya di nomor "The Greatest".

Dalam artikel yang dimuat The Telegraph, ada pertanyaan tentang aliran musik band ini. Jawaban Howard singkat, "Aku tidak tahu."
Teman sekolah
Howard bertemu dengan Zac Cockrell (kelak pemain bas) di bangku SMA. Mereka satu kelas pada pelajaran psikologi, tetapi baru ngobrol setelah bertemu di sebuah pesta.

Mereka menemukan kecocokan ketika ngobrol soal musik. Mereka juga punya kebosanan yang sama hidup di kota Athens yang berpenduduk 20.000 jiwa itu.

Keduanya banyak menghabiskan waktu bersama mendengar musik apa saja, rock klasik macam Led Zeppelin hingga AC/DC, juga lagu rap dari Missy Elliot. Howard yang belajar main drum, bas, dan gitar sendiri akhirnya sering jamming dengan Zac.

Pada sebuah sesi, datanglah Steve Johnson, pemain drum, yang saat itu bekerja sebagai sopir truk jasa pengiriman. Seperti dituturkan kepada Joe Rhodes dari The New York Times, Steve suka pada permainan gitar ritmis mereka berdua.

Mereka lalu membuat band bernama The Shakes. Mereka memainkan ulang lagu yang mereka dengar sembari mulai sedikit menulis lagu sendiri.

Beberapa kali mereka membuat pertunjukan kecil di lantai bawah tanah rumah Howard. Howard "menguasai" rumah tinggalan ibunya yang berada di tempat pembuangan mobil bekas.

Lagu demo mereka didengar oleh Heath Fogg yang waktu itu punya band bernama Tuco's Pistol. Fogg mengundang The Shakes sebagai band pembuka pada pertunjukan kecil yang ia rancang.

Penampilan prima The Shakes membuat Fogg meninggalkan bandnya untuk bergabung bersama trio itu sebagai pemain gitar melodi.

Formasi berempat itu membuat mereka semakin solid. Sepanjang dua tahun, mereka bikin pertunjukan di bekas bar setiap akhir pekan.

Pada hari biasa, mereka kembali bekerja serabutan. Sepanjang itu pula mereka merekam lagu sendiri, yang kelak dimasukkan ke album perdana Boys & Girls.

Lagu-lagu Howard umumnya bercerita tentang penggalan hidupnya. Lagu jagoan "Hold On", misalnya, berkisah soal kejenuhan bekerja sebagai sopir barang.

Adapun lagu "On Your Way" menuturkan rasa kehilangan Howard atas kematian kakaknya yang kena kanker mata.

Ketika menyanyikan lagu-lagu itu, ada rasa sedih dan marah yang terlontar pada vokalnya, terutama ketika mendaki nada tinggi. Di panggung, Howard nyaman mengeluarkan kegundahannya.

"Ada kelegaan yang tiba-tiba muncul (ketika bernyanyi). Penonton adalah kerumunanku, dan aku pun jadi milik mereka," ujarnya.

Suara dan sosoknya yang tinggi besar menjadikan setiap penampilan Howard gampang diingat orang.

Album Boys & Girls yang bernuansa blues antik itu banyak disukai orang. Mereka pun mulai menjadi penampil di festival bergengsi, seperti Bonnaroo dan Glastonbury.

Nama mereka pun sudah berganti menjadi Alabama Shakes karena nama The Shakes sudah banyak dipakai band lain.

Mereka dinominasikan pada Grammy Awards 2013 untuk kategori artis pendatang baru terbaik. Lagu "Hold On" juga dijagokan menyabet gelar penampilan lagu rock terbaik. Namun, Grammy belum untuk mereka.
Warna baru
Kesuksesan album perdana itu sedikit memberi tekanan kepada mereka untuk mengulanginya di album kedua.

"Tetapi, kami semua sepakat menanggalkan itu semua. Kami ingin membuat album sesuai keinginan kami, sekreatif mungkin, dan tanpa membatasi diri," ujar Fogg dalam rilis resmi band.

Mereka membuat lagu di sela jadwal tur yang padat, tak lagi ketika jenuh di rumah.

Terkadang penulisan lagu mereka kerjakan bersama, tetapi ada juga yang ditulis Howard sendirian. Waktu menulis yang hilang ditelan kesibukan tur dan promo digantikan Howard dengan bekerja 18 jam sehari selama lima hari berurutan di lantai bawah tanah rumahnya.

Pertemuan dengan lebih banyak orang memberi warna baru pada corak musik mereka, seperti yang tersurat pada judul album Sound & Color.

Mereka menghasilkan groovy blues pada "Shoegaze" serta mengimbuhkan nuansa psikadelik pada "Gemini" yang hening. Ada pengaruh Prince dalam beberapa lagu di album itu.

Lampu sorot rupanya masih menaungi mereka hingga memboyong tiga Grammy, sama jumlahnya dengan yang dibawa si bintang pop Taylor Swift pada Grammy Awards 2016 ini.

Kegemilangan itu hendak mereka rayakan dengan menggelar tur musim panas sampai Amerika Selatan dan Eropa. (NEW YORK TIMES/ROLLING STONE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com