Salah satu contoh, sejak tahun 2008, dia mengganti semua lampu biasa di rumahnya dengan lampu jenis LED, yang memang hemat penggunaan daya listriknya.
Hal itu diceritakannya saat ditemui di studio salah satu stasiun televisi swasta di bilangan TB Simatupang, Jakarta, Kamis (17/3/2016) sore.
Tidak cuma itu, Tasya juga mengganti semua stop kontak yang ada dengan jenis bersakelar sehingga relatif lebih mudah untuk dinyalakan dan dimatikan.
Begitu juga penggunaan penyejuk ruangan di kamarnya, yang dibatasi hanya saat tidur pada malam hari. Temperaturnya pun di atur di atas 24 derajat celsius.
Dia kadang merasa geregetan melihat orang bergaya hidup boros, seperti enggan mematikan perangkat elektronik saat tidak digunakan, padahal hal itu tidaklah sulit.
Tasya mengaku juga berminat terlibat dalam gerakan Jam Bumi (Earth Hour), tetapi masih belum menentukan di mana kira-kira dia akan berkontribusi mengingat acara tersebut saat ini digelar per kawasan.
"Jadi kan ada itu hitung-hitungannya. Kalau masyarakat di kota besar mematikan listrik selama sejam bisa dihemat sekian daya listrik, yang sebenarnya bisa dipakai untuk menerangi beberapa desa," ujar Tasya. (DWA)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Maret 2016 di halaman 16 dengan judul "Hemat Listrik".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.