Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Berkonflik, The Titans Akhirnya Akur karena "Kamu"

Kompas.com - 26/03/2016, 14:43 WIB
Irfan Maullana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Grup band The Titans nyaris bubar! Ya, Rizki Abdurahman (vokal), Andika Naliputra Wirahardja (kibor), Hendra Suhendra/Indra (bas), Sonny Krisna Yudha/Oni (gitar), Utomo Haridwinanto/Tomtom (drum), dan Tommi Herlambang/Imot (synth dan program) mengaku sempat berkonflik dan berencana membubarkan band yang mereka bentuk.

Keinginan bubar tersebut dipicu dari vakumnya band asal Bandung itu di industri musik selama hampir tiga tahun. Lantas, apa penyebab lainnya?

"Yang pasti banyak sih orang bilang selama ini The Titans ke mana saja, tiga tahun enggak kelihatan main di TV," kata Rizki membuka perbincangan saat berkunjung ke redaksi Kompas.com di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2016).

Pernyataan Rizki bisa jadi benar. Sebab, selama ini masih ada saja yang mematok eksistensi sebuah band dari penampilan mereka di televisi.

"Padahal pergerakan itu masih banyak selain di TV," sambung Rizki.

Selain itu, faktor lesunya daya beli album fisik ikut memengaruhi keputusan The Titans untuk hiatus panjang.

"Memang mikirnya tahun-tahun kemarin memang harus vakum. Ya banyak faktor, salah satunya industri musik di Indonesia lagi enggak sehat, industrinya lagi enggak jelas, enggak tahu genrenya yang lagi tren apa, terus enggak tahu mau jualan karya di mana, siapa yang mau beli itu enggak sejelas dulu," kata Rizki.

"Sekarang itu masih transisi, kalau kami mau keluarin karya rasanya sayang, demand orang lagi kurang, jadi sayang mau keluarin karya. Ya sudah mending kami 'puasa', mending kami vakum sambil siapin karya, ciptain lagu," lanjutnya.

Faktor industri musik tak hanya jadi satu-satunya yang membuat para penggawa The Titans sempat berpikir untuk bubar. Konflik internal juga menjadi masalah serius dalam tubuh band ini.

"Tahun 2013 kami keluar dari (perusahaan label rekaman) Nagaswara, dari situ banyak kejadian yang mengubah The Titans, seperti ada keluarga The Titans yang meninggal, road manager kami yang tertabrak kereta itu juga menjadi tamparan buat kami," kata Rizki.

Spontan saja The Titans merasa seperti "anak ayam kehilangan induknya" pada 2013 lalu.

"Setelah rilis album terakhir, Kirana, kata Imot kami seperti anak ayam kehilangan induknya. Biasa Titans bikin lagu, bikin karya yang bagus lalu setor ke label langsung jadi album, distribusinya juga jelas, mau promo ke mana saja sudah terjadwal, booking contact juga sudah ada. Jadi kemarin kami kaget. Setelah ini mau ngapain nih, banyak lah pro kontra selama dua tahun kemarin. Ini antara mau sudahan atau masih mau jalan terus," tutur Rizki.

"Berat buat kami. Dibilang masa sulit, ya sulit. Di saat industri lagi sulit, intern kami juga lagi kena badai lah istilahnya," timal Imot.

Kondisi makin parah ketika motor penggerak The Titans, Andika, tak memiliki ide untuk mempertahankan bandnya.

"Gue hampir keluar dari band ini. Gue jenuh sama keadaan band ini. Manajemen enggak ada, label juga enggak ada. Kemarin gelap semua, lihat muka anak-anak itu suntuk, Ini fase gelap kami," ungkap Andika.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau