Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fantasi "Game of Thrones"

Kompas.com - 10/04/2016, 18:02 WIB

SINGAPURA, KOMPAS - Anda penggemar serial televisi ”Game of Thrones”? Drama fantasi yang ditayangkan di stasiun televisi Amerika Serikat, HBO, ini menyita perhatian banyak orang karena menyuguhkan konflik perebutan kekuasaan yang rumit, penuh intrik, dan imajinatif.

Dengan bantuan peranti Oculus Rift, kini penggemar juga dapat mencicipi imajinasi itu bak dalam dunia nyata.

Setidaknya demikian tawaran dalam Pameran ”The Game of Thrones Experience: Worlds of Westeros” yang digelar di IONS Orchard, Singapura, 2-7 April lalu.

Di ujung ruang pameran di pusat perbelanjaan itu ada lima kamar kecil berjeruji—mirip elevator kuna—yang disebut Ascend the Wall Virtual Reality Experience. Dengan dipandu para petugas berseragam kaus putih, pengunjung dapat menjajal wahana itu.

Bersama sejumlah wartawan dari negara-negara Asia, saya juga ikut antre. Begitu dapat giliran, saya diajak masuk dalam ruangan dan mengenakan layar yang diikatkan ke kepala serta menyematkan pelantang suara di kedua kuping.

Petugas memastikan bahwa saya tak pobia terhadap ketinggian, lantas menghidupkan mesin dan menutup pintu.

Lalu apa yang terjadi? Angin bertiup kencang, menerpa baju dan rambut. Dingin. Tiba-tiba elevator itu naik tinggi, dan dari balik kaca saya seperti melihat pegunungan salju putih. Suara empasan butiran salju berdecit, beberapa menerpa saya.

Saya keluar ruang elevator dan berjalan menyusuri lorong panjang yang berujung pada semacam anjungan terbuka. Di depan, ada jurang yang curam. Jauh di sana terlihat gunung salju besar.

Mendadak, dari balik gunung itu berlontaran gumpalan-gumpalan api. Satu gumpalan api melejit kencang dan menghantam saya. Saya kaget dan seakan jatuh melayang ke jurang.

Meski hanya virtual, pengalaman itu terasa sungguhan. Ngeri jatuh di jurang, kedua tangan saya berpegangan erat pada jeruji ruangan. Menengok ke ruangan lain, beberapa wartawan bahkan sampai jatuh terduduk atau berteriak-teriak panik.

Pengalaman itu terasa nyata karena disajikan dalam dimensi yang lengkap: suara, visual, bentuk elevator kuno, ditambah suhu dingin dan embusan angin beneran.

Bagi para penggemar serial televisi itu, semua itu bakal terasa lebih menyentuh karena mengingatkan pada elevator Castle Black di negeri Westeros atau pada kisah Jon Snow yang memanjat dinding es.

Tak jauh dari situ, di tengah ruang pameran, ada singgasana dari abad pertengahan, lengkap dengan replika kursi besi.

Kursi itu menjadi simbol kekuasaan yang selama ini diperebutkan para keluarga besar dalam film Game of Thrones. Pengunjung boleh duduk di kursi itu, bahkan berswafoto. Ada juga tawaran untuk berpose bersama naga api secara virtual.

Atmosfer film tersebut semakin kuat terasa karena dihadirkan pula berbagai senjata para tokoh drama itu, seperti pedang, pisau, atau semacam celurit besar. Mengunjungi pameran ini, penggemar diprovokasi untuk merasakan imajinasi Game of Thrones dalam kemasan yang kasatmata, dekat, bahkan bisa disentuh.

Mengikat penggemar

Kenapa HBO mau repot-repot memboyong berbagai properti untuk pameran di Singapura?

”Kami ingin memberikan kesempatan kepada publik untuk langsung bersentuhan dengan Game of Thrones. Misalnya, mereka dapat melihat senjata, berfoto di kursi kekuasaan,” kata Karen Lai, Director Communication HBO Asia, yang berkantor di Singapura.

Dengan begitu, ikatan emosional para penggemar kian terhubung erat dengan drama itu. Ini strategi untuk menjaga pasar besar yang selama ini memang telah diraih serial tersebut.

Tampaknya strategi itu lumayan jitu. Buktinya, pameran tersebut ramai. Menurut Karen, ada ratusan orang—tidak hanya berasal dari Singapura—yang menyambangi acara itu setiap hari.

Langkah ini memperlihatkan kecerdikan HBO untuk memperluas bentuk sensasi film bagi penonton. Sebelumnya, sensasi itu telah terbangun sejak HBO menayangkan serial Game of Thrones di AS tahun 2011. Serial itu lantas terus muncul selama lima season.

Diadaptasi dari novel serial fantasi A Song of Ice and Fire karya George RR Martin, Game of Thrones diracik dengan apik oleh David Benioff dan DB Weiss.

Serial ini tidak menampilkan cerita yang linier, apalagi mudah ditebak. Episode demi episode selalu dipenuhi konflik yang dibumbui intrik tidak berkesudahan, persekongkolan, pengkhianatan, perang, sampai cinta terlarang.

Para penonton selalu disodori misteri, kejutan, dan dipaksa menebak-nebak apa yang bakal terjadi selanjutnya.

Kini, season 6 bakal mulai diluncurkan di HBO pada 25 April ini. Meski sudah ada trailer-nya, penggemar masih diliputi rasa penasaran akan nasib tokoh-tokoh dalam serial itu, katakanlah seperti Jon Snow yang pada akhir season 5 ditampilkan berdarah- darah dan sekarat.

Drama fantasi diyakini bakal tetap menjanjikan fantasi yang diramu dalam konflik perebutan kekuasaan penuh muslihat, kompleks, dan liar. Siap-siap saja. (ILHAM KHOIRI)

-----

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Minggu, 10 April 2016, dengan judul "Fantasi 'Game of Thrones'".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com