Dhani menyatakan mundur dari bursa bakal calon gubernur DKI Jakarta untuk Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.
Padahal, namanya cukup populer. Bahkan, survei Populi Center menunjukkan, popularitasnya menempel ketat sang petahana. Tingkat popularitas Ahok mencapai 98,5 persen, sementara Dhani 96 persen, atau hanya selisih 2,5 persen.
"Jadi, gini ya, variabel untuk jadi calon gubernur itu tidak hanya popularitas dan elektabilitas. Ternyata, ada yang belum saya punya selain elektabilitas dan popularitas itu. Ya itu tuh, 'isi tas'," kata dia.
Yang dia maksud dengan isi tas adalah modal dana. Ia tidak memiliki dana cukup untuk bertarung dalam pemilihan kepala daerah, apalagi di Jakarta.
Karena itu, kata Dhani, dia sudah tidak punya daya lagi untuk bertarung memperebutkan jabatan gubernur. Dhani akhirnya mengalihkan fokusnya pada posisi calon wakil gubernur DKI Jakarta.
"Kalau wakil masih yakinlah. Kalau gubernur, kayaknya sudah dikasih sinyal bahwa 'isi tas' saya kurang, meskipun popularitas saya tinggi," kata Dhani.
Ia membuka peluang untuk dipilih menjadi bakal wakil gubernur untuk sejumlah tokoh, seperti Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, dan Adhyaksa Dault.
"Ya kalau saya secara hierarki tuh pasnya wakil ya. Jadi, secara hierarki, enggak mungkin Adhyaksa, Sandiaga, Yusril jadi wakilnya Dhani. Biar lebih sopanlah," ujarnya.
"Saya sih (jadi wakil) siapa aja siap, asal tidak sama Ahok."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.