MADRID, KOMPAS.com -- Disabilitas adalah persoalan universal yang bukan hanya dihadapi oleh bangsa dari negara berkembang, tapi juga di negara maju seperti di Spanyol.
Bedanya, kalau di negara berkembang, fasilitas untuk kaum disabilitas untuk beraktivitas sehari-hari sangat kurang.
Hal ini dikemukakan dalam pemutaran dan diskusi film Jingga di KBRI di Madrid, Spanyol, Minggu (8/5/2016). Hadir dalam acara tersebut sutradara film Jingga, Lola Amaria.
"Jingga itu bagian dari hidup kita semua. Sering kita tidak sadar bahwa mereka ada di sekitar kita tapi tidak mendapatkan akses yang sama dengan kita. Itu terjadi dalam bertahun-tahun," kata Lola dalam siaran pers yang diterima Kompas.com di Jakarta, Senin (9/5/2016).
"Nah film ini ingin mengatakan, 'Yuk kita berikan kesempatan pada mereka untuk sama dengan kita," lanjut Lola yang menjadi pembicara dalam diskusi bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Spanyol, Komunitas Cinta Indonesia (KCI), masyarakat Indonesia di Madrid, dan warga negara Spanyol dari lembaga-lembaga disable.
Dalam sambutannya, Duta Besar Indonesia Yuli Mumpuni Widarto menyampaikan bahwa Jingga harus menjadi titik tolak film Indonesia untuk memasuki pasar global dan sekaligus promosi menarik wisatawan asing ke Indonesia.
"Film Jingga ini akan kami jadikan contoh agar tahun ini kami bisa bawa film-film lain untuk bisa dipasarkan di Eropa," ujar Yuli.
Film Jingga direncanakan tidak hanya diputar dan didiskusikan di Spanyol saja, tapi juga di Den Haag, Belanda. Film ini mendapat sambutan yang luar biasa baik dari masyarakat Indonesia atau masyarakat setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.