NEW YORK, KOMPAS.com — Pada 1964, tak lama setelah Cassius Clay atau Muhammad Ali menjadi juara tinju kelas berat dunia dengan mengalahkan Sonny Liston, musisi Bob Dylan (75) menciptakan lagu "I Shall Be Free No.10".
Lagu itu bercerita tentang Ali, sang petinju legendaris.
Lebih dari setengah abad kemudian, atau setelah 52 tahun, beberapa hari setelah Ali meninggal dunia pada 3 Juni 2016 waktu Scottsdale, Arizona, AS, Dylan mengenang Ali atas keberanian, kebaikan, dan keunggulannya.
Dalam unggahan singkat yang mengharukan di Facebook pada Sabtu (4/6/2016), Dylan menulis, "Jika ukuran kehebatan adalah membahagiakan setiap hati manusia di dunia, maka ia (Ali) benar-benar yang terhebat."
Ali, yang kerap dijuluki "Yang Terhebat Sepanjang Masa", mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit di Scottsdale, Arizona, Jumat (3/6/2016), pada usia 74 tahun.
Rolling Stone mewartakan bahwa Dylan telah lama mengagumi Ali dan olahraga tinju, yang menginspirasinya membuat lagu seperti "Who Killed Davey Moore" dan "Hurricane".
"I was shadow-boxing earlier in the day, I figured I was ready for Cassius Clay," demikian nyanyian Dylan dalam "I Shall Be Free No.10", yang dikutip oleh Huffington Post.
"I said 'Fee, fie, fo, fum, Cassius Clay, here I come. 26, 27, 28, 29, I’m gonna make your face look just like mine. Five, four, three, two, one, Cassius Clay, you'd better run," lanjut Dylan dalam lagu itu. (Nanien Yuniar/Maryati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.