Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bridget Jones's Baby" Matang dan Tetap Kocak

Kompas.com - 23/10/2016, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Bridget Jones kembali ke layar lebar. Tetap dengan karakter ceroboh, canggung, nekat, dan kocak, tetapi tampil jauh lebih dewasa.

Bridget Jones's Baby merupakan film ketiga setelah dua film lain, yakni Bridget Jones's Diary (2001) dan Bridget Jones: The Edge of Reason (2004) yang mengadaptasi kisah Jones, karakter dalam novel garapan Helen Fielding.

Karakter Jones, sendiri bermula dari tulisan-tulisan Fielding untuk kolom di The Independent, Inggris, mulai 1995.

Editor di media itu meminta Fielding menulis dari sudut pandang dia, tentang kehidupan lajang di kota London, Inggris, dan satir urban.

Tulisan kolom dalam bentuk menyerupai catatan harian itu lalu dibukukan menjadi novel yang laris manis tahun 1996.

Saat itu, mulai "meledak" genre novel chick lit, narasi yang berpusat pada tokoh perempuan sebagai pahlawan atau protagonis berhadapan dengan lika-liku kehidupan dengan cara penuh humor.

Ketika diangkat sebagai film pertama kali, film itu masuk sebagai nomine Golden Globe untuk Best Motion Picture-Comedy/Musical.

Renee Zellweger sebagai pemeran Jones, sempat dinominasikan dalam Oscar sebagai pemeran utama perempuan terbaik.

"Bayi" baru
Bridget Jones's Baby dirilis terbilang lama, yakni sekitar 12 tahun setelah film terakhirnya, The Edge of Reason dan diperani oleh sejumlah pemain serupa, seperti Zellweger (Bridget Jones), Colin Firth (Mark Darcy), Gemma Jones (ibu Jones), dan Jim Broadbent (ayah Jones), dan Jude (Shirley Henderson).

Perjalanan waktu terlihat juga dalam wajah Zellweger yang mulai dihiasi gurat-gurat.

Zellweger yang berusia 50-an tahun terasa kurang pas secara fisik memerankan Jones yang berusia 43 tahun.

Penampilan Zellweger menjadi salah satu daya tarik dalam film ini, terlebih lagi beberapa waktu lalu tersiar rumor dirinya menjalani operasi plastik untuk mengubah penampilannya.

Terlepas dari itu, akting Zellweger tetap memikat dalam menghidupkan karakter Jones, perempuan lajang yang kocak dan canggung.

Begitu adegan awal, Zellweger lip sync menirukan lagu dengan mimik dan gaya kocak, langsung terasa Bridget Jones sudah kembali.

Bridget Jones's Baby disutradarai oleh Sharon Maguire yang juga menyutradarai film pertama.

Kembalinya Maguire seakan mengembalikan warna dan gaya dari film drama komedi romantis itu yang sempat terasa hilang saat film keduanya, Bridget Jones: The Edge of Reason saat disutradarai Beeban Kidron.

Kisah dalam film itu dibuka dengan adegan ikonik Bridget Jones merayakan ulang tahun ke-43 seorang diri di apartemennya dengan berbalut piyama lalu menyanyi-nyanyi sendiri.

Hidup Jones yang tukang hitung kalori sebetulnya sedikit banyak sesuai keinginannya, langsing dan punya pekerjaan mapan sebagai produser berita di sebuah stasiun televisi di London.

Akan tetapi, Jones digambarkan selalu resah dan bersedih karena masih sendiri.

Dalam kegusarannya, dia mengikuti ajakan temannya datang ke festival musik sambil kamping yang seru.

Dalam situasi yang konyol, jatuh terjerembab ke dalam lumpur (tentu saja) dia ditolong oleh Jack (Patrick Dempsey).

Kemudian, malamnya, dalam keadaan mabuk setelah berpesta, Jones salah masuk ke tenda Jack dan menghabiskan malam bersama.

Pertemuannya dengan Jack dianggapnya sebagai momen liar saja, apalagi Jones kemudian bertemu kembali dengan mantan pacarnya, Darcy, pada sebuah acara. Keduanya pun "bernostalgia".

Sesuai judulnya, Bridget Jones's Baby, Jones kemudian hamil.

Film kemudian berfokus pada upaya Jones menjadi seorang ibu dan ketegangan hubungan dengan Jack dan Darcy yang salah satunya kemungkinan merupakan ayah si bayi.

Sejumlah tegangan dan benturan norma pun ditampilkan, seperti antara ibu Jones yang kolot dan dengan Jones yang tak hanya hamil di luar pernikahan, bahkan tak mengetahui pasti ayah dari anak itu.

Juga ketika Jones, terpaksa berhadapan dengan generasi milenial penggila gawai di kantor yang diledeknya sebagai dangkal.

Ada pula satir tentang para pekerja kantoran yang berurusan dengan usia, jender, dan kesepian.

Namun, film drama komedi romantis selalu punya cara menyenangkan untuk keluar dari masalah, termasuk dalam film ini dan sudah pasti dengan kekonyolan yang mengundang tawa. (INDIRA PERMANASARI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Oktober 2016, di halaman 24 dengan judul "Matang dan Tetap Kocak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com