Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rings": Ada Samara di Hapemu

Kompas.com - 19/02/2017, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Reputasi film The Ring sebagai salah satu film horor paling seram menjadi beban berat bagi sekuel-sekuelnya, termasuk Rings yang tayang bulan ini.

Sayangnya, tidak ada yang baru secara signifikan dalam film Rings. Padahal, semestinya sutradara F Javier Gutiérrez dapat belajar dari kesuksesan Ring dan sekuelnya, The Ring Two.

Film ini diproduksi sejak Maret hingga Mei 2015 di Atlanta. Sempat tiga kali mengalami penundaan rilis antara lain untuk menghindari persaingan dengan film sejenis, Ouija: Origin of Evil, yang tayang sejak Oktober 2016.

Langkah ini tidak salah mengingat Ouija terbilang sukses.

Langkah lain untuk mempromosikan film Rings, distributor Paramount Pictures membuat video candaan (prank) yang kemudian diunggah ke media sosial dan diliat lebih dari 200 juta kali.

Video itu berisi suasana toko televisi yang tentu saja memajang puluhan layar televisi.

Ketika calon pembeli melihat-lihat pesawat televisi itu, tiba-tiba muncul sosok mirip Samara dari dalam layar kaca dan menggapai, mencolek, bahkan mencengkeram calon pembeli.

Film Ring dan sekuel-sekuelnya mengedepankan keseraman hantu Sadako, hantu asli Jepang berupa sosok perempuan berambut lurus panjang yang menutupi wajahnya, serta bergaun putih lusuh.

Dalam cerita yang beredar di masyarakat, Sadako tewas lantaran bunuh diri dengan terjun ke dalam sumur.

Makanya, penampakan yang paling tenar adalah saat dia merangkak dari bibir sumur dengan gerakan lambat seperti seekor laba-laba mengintai mangsa.

Sensasi seram berlipat ganda karena adegan itu ditampilkan dalam bentuk potongan video dalam format VHS (video home system) usang.

Hantu itu lantas menyata dan keluar dari layar kaca. Siapa pun yang menonton video ini akhirnya tewas mengenaskan dalam waktu sepekan.

Adalah sutradara Gore Verbinski yang sukses mentransformasikan karakter Sadako menjadi Samara Morgan dalam film The Ring (2002).

The Ring merupakan pencangkokan (remake) dari film Jepang Ringu yang dirilis empat belas tahun sebelumnya. Ringu sendiri diangkat dari cerita novel Ring karya Koji Suzuki.

Hasil kerja Verbinski lewat The Ring sangat menghibur pencinta film horor sehingga penonton membeludak dan film ini meraup pundi-pundi Rp 3,3 triliun.

Film yang dibintangi Naomi Watts ini juga meraih tujuh penghargaan di beberapa ajang, antara lain dalam kategori pemeran perempuan terbaik dan film horor terbaik.

The Ring yang menjadi salah satu film horor terbaik sepanjang masa itu coba diikuti The Ring Two (2005) yang disutradarai Hideo Nakata. Namun, hasilnya tergolong mengecewakan.

Jika The Ring mendapat rating 7,1 oleh Internet Movie Database (IMDb), The Ring Two hanya memperoleh rating 5,4. IMDb merupakan situs yang menyediakan informasi tentang film-film di seluruh dunia dan cukup dipercaya penikmat film.

Kritik yang muncul banyak menekankan pada cerita The Ring Two yang kacau dan antiklimaks.

Sebagai film horor, film ini bahkan belum mampu memberi adegan-adegan dengan kesan menakutkan. Banyak adegan yang mudah ditebak.

Dramatisasi sosok Rachel (Naomi Watts) sebagai seorang ibu terlalu berlebihan yang kemudian jatuh pada kesan kasihan, bukan menakutkan selayaknya film horor.

Pengulangan scene hantu keluar dari sumur meniru film sebelumnya juga dianggap membosankan.

Kegagalan serupa tampaknya diulangi sutradara Gutierrez lewat Rings (2017).

Rings bercerita tentang Julia (Matilda Lutz) dan kekasihnya, Holt (Alex Roe). Julia mencoba menyelamatkan Holt yang terjebak dalam kematian setelah menonton video Samara.

Bisa dipahami, membuat film sekuel seperti ini harus mempertahankan logika dasar film secara keseluruhan sehingga tidak ada cerita terputus. Namun, pengulangan-pengulangan scene yang sama menjadi membosankan.

Juga banyak adegan yang mudah ditebak, seperti saat Skye (Aimee Teegarden), teman Holt, menyalakan komputer jinjing dan menggandakan file video Samara.

Imajinasi Rings tidak begitu berkembang bagi pencinta film horor yang telah menonton The Ring ataupun The Ring Two.

Akan tetapi, film ini tetap menarik, terutama bagi penonton yang belum pernah menonton film The Ring ataupun The Ring Two karena Rings menyuguhkan cerita yang mandiri. Dia terputus dari cerita Rachel.

Tampak sekali Gutierrez ingin menyajikan sesuatu yang berbeda antara lain dengan menunjukkan bahwa teror Samara tidak hanya muncul lewat video VHS.

Setelah digandakan dalam bentuk digital, file Samara mudah sekali disalin dan disebarluaskan hanya dengan sekali tab atau klik. Akibatnya, calon korban Samara lebih masif.

"Saya ingin mengeksplorasi bagaimana teknologi secara mendasar mengubah cara kerja dan menyebarkan kutukan itu," kata sang sutradara.

"Saat ini, layar monitor ada di mana- mana, jadi Anda tidak pernah benar-benar aman dari Samara."

Penegasan Gutierrez itu seperti analogi terhadap kehidupan kita saat ini ketika hoaks atau berita bohong gentayangan di mana-mana seperti Samara.

Kematian orang yang menonton Samara tak ubahnya kematian hati dan otak kita tatkala terlalu sering terpapar berita bohong lewat komputer ataupun telepon seluler.

Jadi, hati-hatilah dengan telepon seluler kita, jangan-jangan ada Samara di sana. (MOHAMMAD HILMI FAIQ)

Rings
Sutradara: F Javier Gutierrez
Penulis Naskah: David Loucka, Jacob Estes, Akiva Goldsman (berdasarkan novel Ring karya Koji Suzuki)
Pemain: Matilda A Inggrid Lutz (Julia), Alex Roe (Holt), Johnny Galecki (Gabriel), Vincent D’Onofrio (Burke), Aimee Teegarden (Skye)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Februari 2017, di halaman 24 dengan judul "Ada Samara di Hapemu".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com