Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Burung Kenari Terbang Tinggi

Kompas.com - 03/04/2017, 21:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pada mulanya adalah rock 'n' roll. "Paham" ini pada akhir era 1950-an menaungi Elvis Presley, Bill Haley, Chuck Berry, dan Everly Brothers.

Di Indonesia rock 'n' roll dianut Koes Bersaudara. Lalu, terdengarlah lagu "Dara Manisku", "Bus Sekolah", "Oh Kau Tahu", "Untukmu", "Rahasia Hatiku", "Hari Minggu" dan sederet lagu berasa rock 'n' roll.

Itulah lagu-lagu karya Tony Koeswoyo (1936-1987) yang ikut mewarnai karakter lagu Koes Bersaudara dan kemudian Koes Plus.

TVRI pada Kamis (30/3/2017) malam memperingati 30 tahun wafatnya Koestono atau Tony Koeswoyo dengan pergelaran musik bermenu utama lagu-lagu karya seniman kelahiran Tuban itu.

Tampil anak-anak keluarga Koeswoyo plus anak Murry yang tergabung dalam band Second Generation.

Mereka adalah Damon (gitar) putra Tony Koeswoyo, David (gitar) anak Yon Koeswoyo, Reza (vokal) bungsu dari Nomo Koeswoyo, Rico (drum) anak Mury, plus trio penyanyi Sari, putri Yok Koeswoyo, serta Chicha dan Helen, keduanya putri Nomo.

Senior mereka, Nomo, Yon, dan Yok yang bersama Tony menggawangi Koes Bersaudara duduk di bangku depan.

Selain itu, tampil pula Dewi Yull, Aryo Wahab, Rony Waluya, Sarah Haju, dan Imaniar.

Dari pergelaran berdurasi sekitar dua jam itu, terasa sekali bagaimana lagu-lagu karya Tony memberikan karakter pada sosok Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Lagu-lagu mereka memperkaya khazanah musik di Tanah Air sejak awal 1960-an, dan jejaknya masih terasa kuat hari ini.

Tony Koeswoyo diakui adik-adiknya sebagai tokoh sentral dalam Koes. Yon menyebut Tony sebagai guru yang mengajari adik-adiknnya bernyanyi, bermain musik, dan menggubah lagu.

"Kami tidak menciptakan lagu, tetapi mengarang lagu," kata Yok.

Dalam kesan Nomo, seperti yang dituturkan Reza saat tampil di panggung, Tony adalah seorang "diktator".

Istilah "diktator" digunakan Nomo untuk menggambarkan ketegasan sikap, komitmen yang kuat, serta totalitas Tony dalam bermusik.

Jiwa rock 'n' roll
Yon Koeswoyo (76) mengenang bagaimana ketika mereka masih tinggal di Jalan Mendawai dan Jalan Sungai Pawan, Kebayoran Baru, Jakarta, pada akhir 1950-an.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com