JAKARTA, KOMPAS.com – Jika berkunjung ke Komplek Ruko D’Best Fatmawati, Jakarta Selatan, Anda akan menemukan sebuah toko dengan dua etalase kaca berisi action figure tokoh-tokoh Marvel.
Jika Anda adalah penggemar Iron Man, Spider-Man, Captain America, Avengers, Thor, dan tokoh-tokoh pahlawan super buatan Marvel Entertainment, selamat datang di markas Komunitas Marvel Indonesia.
Di lantai 2, Anda akan mendapati sebuah ruangan yang isinya serba Marvel. Mulai dari palu Thor yang dibuat oleh orang lokal, perisai Captain Amerika, ratusan action figure, baju, diorama buatan member komunitas, dan banyak lagi.
Selain bisa memanjakan mata dengan deretan koleksi yang bikin ngiler, pengunjung bisa memiliki collectible items tersebut.
Namun, sebelum memilih, perhatikanlah tanda "Not for Sale" yang ditempel di bagian atas lemari. Koleksi itu tak bisa dibeli karena sang pemilik tak bersedia melepasnya.
Minta izin ke Marvel Entertainment
Adalah Dedi Fadim, pemilik koleksi benda-benda yang berkaitan dengan Marvel tersebut. Ia juga yang mencetuskan lahirnya Komunitas Marvel Indonesia ini pada Agustus 2009, bersama keempat temannya yang lain.
Dedi bercerita bahwa mulanya ia senang membaca komik-komik Marvel, lalu berlanjut dengan mengoleksi berbagai action figure yang ia pajang di toko Marv’s Toys yang menjadi satu dengan markas Komunitas Marvel Indonesia.
“Jadi, waktu awal demen koleksi, terus berlanjut sampai sekarang. Saya juga bikin komunitas ini bareng-bareng sama teman, berlima,” kata Dedi saat dijumpai Kompas.com, Selasa (9/5/2017).
“Awalnya kita mikir kok di sini yang demen Marvel per karakter aja. Misalnya, yang suka Spider-Man, Spider-Man aja. Iron Man, Iron Man aja,” sambungnya.
Ia dan teman-temannya pun ingin tahu, mengapa jarang ada yang suka Marvel secara keseluruhan. Karena itu mereka pun membuat komunitas ini dan mempertemukan para penggemar Marvel dari berbagai daerah.
Dedi juga menerangkan bahwa mereka senang membuat gathering, nonton bareng, membahas film, juga ikut beragam event pameran.
Awalnya, Komunitas Marvel Indonesia hanya berisi belasan orang. Lalu, lama-kelamaan, komunitas ini berkembang hingga ratusan orang.
“Kita juga bikin Facebook Page, sampai puluhan ribu yang ikutan. Emang basically gak nyangka bisa begini. Karena kita mikirnya sama kayak fanboy yang lain. Cuma mau senang-senang. Akhirnya bikin (komunitas) ini sampai sekarang,” ujar Dedi.
Namun, mereka tak main-main ketika mendirikan komunitas ini. Dedi sempat bercerita bahwa ia meminta izin terlebih dahulu dengan Marvel Entertainment untuk mengonfirmasi pendirian komunitas ini.