Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metal yang Mengakar dan Membesar

Kompas.com - 15/05/2017, 16:07 WIB

Band melodic death metal, The Black Dahlia Murder, juga cukup rajin pentas di Indonesia. Penampilan di Hammersonic hari Minggu kemarin adalah kunjungan ketiga kali mereka.

"Kami terkesan dengan metalheads Indonesia, ramai sekali. Kaus yang saya pakai ini adalah band Indonesia yang saya temui pada kunjungan sebelumnya," kata vokalis Trevor Strnad dari panggung. Tulisan di kaus hitam itu sukar dibaca.

Baca juga: Para Metalhead Tumpah ke Hammersonic 2017

Menggiurkan
Testimoni dari Suffocation dan The Black Dahlia Murder itu seperti menggambarkan bahwa pasar musik metal di Indonesia amat besar.

Jumlah penonton di konser tunggal ataupun festival metal bisa menjadi acuannya.

Pengunjung Hammersonic, setidaknya pada tiga tahun terakhir penyelenggaraan, ajek di kisaran 15.000 sampai 20.000 orang.

Festival metal lainnya, seperti Hellprint di Bandung, juga sekitar itu. Festival Bandung Berisik yang biasanya digelar dua hari bisa meraup sampai 30.000 orang.

Beberapa konser tunggal band metal legendaris bisa mendapat lebih banyak penonton.

Pada 2011, raksasa metal Inggris, Iron Maiden, sampai perlu tampil di Jakarta dan Denpasar. Penonton di Jakarta disebutkan sekitar 40.000 orang.

Band thrash metal dari San Francisco AS, Metallica, pun telah dua kali main di Indonesia.

Penampilan termutakhir mereka pada 2013 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, didatangi 70.000 orang.

Sepertinya itu adalah konser tunggal band metal teramai dalam lima tahun terakhir di Indonesia.

Kunjungan pertama Metallica pada 1993 lebih gila lagi. Banyak sumber menyebutkan ada 100.000 orang yang menonton selama dua hari.

Lebih jauh lagi ke belakang, band Deep Purple pada 1975 main dua malam dengan penonton 150.000 orang. Waktu itu Deep Purple habis main di Australia.

Konon, penonton di sana tak lebih dari 7.000 orang. Jadi, pasar musik cadas di Indonesia sebenarnya telah terbentuk sejak lama dan masih menggiurkan.

Setidaknya begitulah yang terlihat di Hammersonic, Minggu lalu. Tua-muda, lelaki-perempuan, berbagai suku dan agama bertungkus-lumus dalam gempuran musik kencang beraneka ragam.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau