Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rinaldy A Yunardi, Desainer Indonesia di Balik "Boots" Katy Perry

Kompas.com - 19/06/2017, 14:31 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

"Banyak yang bertanya karya apa yang paling susah dan paling dicintai. Saya enggak bisa jawab dulunya. Tapi setelah perayaan 20 tahun berkarya tahun lalu, saya dapatkan jawaban itu," kata Rinaldy.

"Saya flashback ternyata tiara ini yang dari nol dari pengetahuan (fashion) yang tidak (ada) sama sekali menjadi satu karya yang bisa diterima. Itu susah banget karena saya enggak sekolah fashion. Di situ lah saya jawab inilah yang paling susah karena dari kosong menjadi ada," ujarnya lagi.

Ya, Rinaldy sama sekali tak pernah mengenyam pendidikan fashion design. Bahkan bangku kuliah pun belum pernah ia rasakan.

Lulus SMA pada 1990, Rinaldy langsung bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai marketing officer.

Hanya sekitar tiga tahun di sana, ia memilih keluar lalu bekerja pada seorang perancang gaun pengantin bernama Kim Tong.

Di sinilah perkenalan pertama Rinaldy dengan dunia aksesori, khususnya tiara. Pasalnya, pria kelahiran 13 Desember 1970 ini diminta menjual tiara ke para perancang mode kala itu.

"Saya door to door menawarkan pada fashion-fashion designer. Tapi pada masa itu fashion Indonesia belum berkembang banyak, jadi hanya beberapa karena harganya juga mahal. Terus tiara ini bisa dikenakan untuk banyak pengantin. Jadi gimana saya jualnya, akhirnya saya mengundurkan diri," tutur Rinaldy.

Ia kemudian direkrut di perusahaan sang kakak untuk membantu masalah pembukuan. Ia menjalani rutinitas pekerjaan dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

Hingga suatu hari saat jam makan siang, Rinaldy yang biasanya hanya beristirahat di meja kerjanya tiba-tiba penasaran ingin menengok ruang produksi yang sedang sepi.

Di sana ia mendapati beragam perkakas dan salah satu alat yang menarik perhatianya adalah wire cut.

"Ini apa sih kayak ketapel, ternyata wire cut. Saya iseng, ada akrilik saya ambil saya potong. Potong lurus, melengkung, kok jadi satu detail. Ini lalu mengingatkan saya ke tiara. Saya potong-potong," ucap Rinaldy.

Dari situ, muncul ketertarikan membuat lebih dari itu. Didorong rasa ingin tahu dan penasaran yang besar, ia mulai mencari bahan-bahan. Dari payet, kristal, lem, kawat, hingga akrilik pagar.

"Saya pelan-pelan belajar, pelan-pelan menyempurnakan. Hingga jadilah karya pertama saya adalah tiara yang sangat simple," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau