Pada 2008 album perdananya “Kamasutra” yang merubah jalan hidupnya, dirilis. Genre musiknya, dangdut, dan cukup lama dia menuai kritik dari masyarakat. Toh, Jupe berhasil membawanya ke tingkat yang lain.
Dengan album “Kamasutra” dan kontroversi yang dibuatnya, dia berhasil mendongkrak dirinya menjadi sesuatu yang lebih menonjol. Dia pun sukses membentuk dirinya sebagai seorang “wanita independen”, sesuatu yang Beyonce pun akan menyetujui.
Julia Perez memang tidak memiliki suara yang bagus. Namun, postur tubuhnya yang ramping dan seksi membuat dia eksis.
Sebagai perempuan yang suka berolahraga, Jupe juga memiliki keberanian dan kemampuan menembak layaknya seorang penembak jitu.
Namun, terlepas dari gaya hidupnya yang glamor dan sikapnya yang terbuka dan terang terangan, dia juga merupakan sosok yang rentan dan sensitif, sebuah kombinasi yang sangat kuat, yang pada satu waktu justru menjadi “komoditas” yang bernilai.
Dua pernikahannya, dengan Damien dan seorang pesepakbola Argentina, Cristian Gaston Castano, berujung dengan perceraian.
Kepedihannya itu tersirat dalam lagunya yang berjudul “Gak Jaman” yang bercerita tentang mencintai seorang perayu gombal. Tengok salah satu liriknya, “Sakit sungguh sakit hatiku”.
Tapi bukan Jupe jika terus bergelut dengan “kemalangannya”. Lagu ini pun dinyanyikannya secara jenaka dengan beat yang riang.
Jupe juga harus menghadapi penolakan dari sebagian masyarakat, sehingga menyebabkan kontroversi yang tak berkesudahan pada musiknya.
Dia sempat tampil suka cita dalam acara talk show komedi berjudul “Cecepy Bikin Happy" bersama kedua bintang dangdut, Zaskia Gotik dan Ayu Ting Ting.
Dia mampu tampil alami dan percaya diri sebagai seorang komedian yang harus mengundang tawa penonton dengan menertawakan lelucon dirinya sendiri.
Salah satu yang paling mengesankan dari unggahannya di media sosial adalah foto ketika dirinya mengenakan gamis (abaya), seusai menunaikan ibadah Umrah. Saya melihat lewat foto-fotonya itu tatapan matanya yang tajam, sangatlah menarik, seolah dia ingin menunjukkan bahwa dia tetap seorang muslimah.
Dia pun menghadapi penyakitnya dengan berani. Tanpa malu-malu dia memamerkan foto-foto dirinya yang sudah tidak memiliki rambut lagi ke media sosial.
Tempat tidurnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo telah menjadi magnet berkumpulnya orang-orang Indonesia yang terkenal, mulai dari selebritas, politikus, hingga pejabat publik yang berbondong-bondong mengunjunginya.
Setelah dia meninggal dunia, saya mengunjungi makamnya di Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur.