JAKARTA, KOMPAS.com - Penabuh drum Bimbim "Slank" (50) merasa prihatin dan miris akan perundungan yang terjadi di kalangan pelajar hingga mahasiswa di negeri ini.
"Ini mahasiswa masih melakukan. Sedih ya. Berarti pendidikan kita masih ada yang salah. Tapi, semua nyontoh dari lingkungan sih," ujar Bimbim di Plaza Senayan XXI, Jakarta, pada Kamis (20/7/2017).
Menurut Bimbim, perundungan itu jahat, apalagi terhadap orang berkebutuhan khusus, sebagaimana terjadi baru-baru ini.
"Semua nyontoh sih. Anak-anak kecil teriak-teriak bunuh bunuh. Ada dari anak SD malah sudah mulai tawuran. Kalau di sekolah anak gue sih digabung, antara yang berkebutuhan khusus dengan yang normal. Mereka dari SD sudah mengenal," kata dia.
"Kalau anak gue, sama kebun binatang aja enggak mau. Dia nangis, 'Jahat, kok binatang dikurung.' Karena, gue ngajarin anak-anak gue begitu (untuk peduli). Ada beberapa saudara spesial (berkebutuhan khusus), hal itu sudah biasa," ujar dia.
Baca juga: Tatyana Akman Berharap Perundungan Dapat Diputus Matarantainya
Bimbim menilai, perundungan terjadi tidak lepas dari masyarakat yang kelewat bebas berpendapat, khususnya di media sosial.
Itu, kata dia, bisa diakses dan dikonsumsi dengan mudah oleh anak-anak yang tidak mengetahui baik buruk konten tersebut.
"Semenjak reformasi, kita kan dapat kebebasan berbicara dan bersikap. Cuma, kebebasan menjadi sembarangan, semau-maunya. Jadi, orang bebas mau bunuh orang, mukul orang. Mereka pikir itu demokrasi. Semua itu nyontoh sih," ucapnya.
Telah terjadi dua kasus perundungan belum lama ini.
Yang pertama adalah perundungan yang diduga dilakukan oleh sejumlah mahasiswa terhadap seorang rekan mereka yang berkebutuhan khusus.
Yang kedua dilakukan oleh sejumlah pelajar SD dan SMP terhadap pelajar lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.