Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 11 Tahun Bawa Misi Populerkan Resital Klarinet di Indonesia

Kompas.com - 17/09/2017, 19:42 WIB
Irfan Maullana

Penulis

"Mungkin untuk penggemar musik klasik ini masih easy listening, tapi buat yang awam ini cukup berat karena durasinya panjang-panjang," ucapnya.

Kendati demikian, Nino mengaku tak pernah menyederhanakan partitur "Clarinet Classical Concerto In A Major: II" yang akan dimainkan Sean.

"Partitur enggak disederhanakan, kami kasih yang orisinal, memang karya asli. Kira-kira enggak sampai setahun Sean menguasai ketika mempelajari karya yang Beethoven," ujarnya.

Nino optimistis putra pemain klarinet Bambang Witono itu mampu untuk mengemban misi memopulerkan resital klarinet di Indonesia. Pasalnya, sebagai bocah yang belum genap berusia 12 tahun, Sean sudah memiliki portofolio mentereng.

Musisi yang juga aranjer Addie MS beberapa waktu lalu memilih Sean untuk bermain klarinet dalam orkestra yang dipimpinnya. Menghadapi Addie, Sean mengaku tak kenal ragu. Ia justru merasa tertantang karena bisa bekerja sama dengan ayah artis musik Kevin Aprilio itu.

Kala festival ensembel dan orkestra pertama di Indonesia bertajuk Indonesia Orchestra & Ensemble Festival (IOEF), Sean pun mengisinya. Ia dipilih menjadi salah satu penampil karena dinilai sebagai bakat muda yang potensial.

"Jadi sebenarnya di dunia musik ini Sean yang pertama kalinya, dia bisa mendobrak instrumen klarinet ini," kata Nino.

Jika kelak bertambah populer, Nino mengatakan bahwa pemain klarinet akan semakin sering mendapat panggilan untuk tampil dalam sebuah konser musik klasik.

"Nah dari situ juga, dari musik klasik, dari pertunjukan sendiri nanti akan banyak dapat panggilan di konser musik klasik. Contohnya Sean nanti dipanggil sama Jakarta Music Orchestra sama Avip Priatna, untuk konser di Ciputra Artpreneur. Jadi tidak menutup kemungkinan setelah Sean tampil di orkes dia akan tampil di orkes-orkes lain. Jadwal solo dia akan lebih banyak," ujar Nino.

Sebagai orangtua, Bambang tak pernah lupa untuk memacu semangat Sean demi misi memopulerkan resital klarinet di Indonesia.

"Saya selalu bilang, kamu harus bisa tahan capeknya, satu setengah jam saja. Setelah itu nama kamu akan tercatat dalam sejarah," kata Bambang.

"Sean sebagai solois, jadi orkestra tampil bawakan lagu lalu Sean tampil sebagai solo, malah yang mengiringi itu senior-seniornya, principal-principal," tuntas Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com