JAKARTA, KOMPAS.com -- Riuh tepuk tangan membahana saat lampu Studio 1 XXI Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, dipadamkan pada Selasa (24/4/2018).
Waktu menunjukkan pukul 20.30 WIB ketika adegan pertama film Avengers: Infinity War muncul di layar studio. Seiring itu, suasana di studio perlahan hening.
Lima menit pertama, sayup-sayup terdengar suara-suara seperti terperanjat diakhiri dengan seruan "yaaah...". Tak lama adegan pun berganti, seketika reaksi penonton juga berubah.
Gelak tawa membahana saat ratusan pasang mata di studio menyaksikan dua pahlawan super Marvel beradu argumen. Dialog dengan selipan komedi renyah berhasil mengocok perut para penonton.
Lalu tiba-tiba atmosfer ruangan menjadi tegang. Tak ada suara tawa lagi, orang-orang seperti menahan napas melihat para superhero beraksi melawan musuh mereka.
Dari sini, para penikmat film lagi-lagi dibuat tertawa. Dialog demi dialog yang tersaji benar-benar mampu membuat penonton lupa akan adegan sebelumnya.
Namun, keceriaan itu tak berlangsung lama. Penonton sekarang dibawa ke suasana romantis yang mendayu. Beberapa merasa terhanyut dalam adegan sedih sepasang superhero.
Kemudian, penonton terhenyak, kaget dan tak percaya. Perasaan tegang itu datang kembali, seperti meluncur ke bawah dengan roller coaster.
Saat hawa-hawa putus asa menyelimuti, penonton lalu melaju kembali ke atas dengan cepat, menimbulkan perasaan lega.
Ada decak kagum dari deretan kursi studio, bahkan tak sedikit yang bertepuk tangan.
Namun, jalur masih panjang. Di depan liukan-liukan terjal jalur kereta roller coaster menanti. Emosi berkecamuk, naik turun.
Kadang tertawa terbahak-bahak, kadang terkejut, tak jarang bersorak senang, lalu ada perasaan kesal dan gemas, diselingi rasa tegang, kemudian terkesima.
Tak ada yang bersuara selama adegan-adegan terakhir Avengers: Infinity War. Penonton se[erti orang-orang shocked dan tak bisa berkata-kata.