Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teater Rakyat Kolaborasi Butet Kertaradjasa Cs Bikin Penonton Tergelak

Kompas.com - 28/10/2018, 09:48 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Kistyarini

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pentas teater rakyat hasil kolaborasi sejumlah seniman tanah air tampil begitu apik di Taman Indonesia Kaya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (27/10/2018) malam.

Sejumlah seniman ikut tampil dalam pentas yang berlangsung selama 90 menit. Seniman Butet Kertaradjasa, Cak Lontong, Akbar, Susilo Nugroho, Suryo Respati, Marwoto, Sahita hingga Prie GS saling bergantian mengisi pentas.

Aksi mereka di atas panggung mendapat sambutan hangat dari ratusan penonton yang hadir. Tepuk tangan dan gelak tawa penonton mengiringi pentas rakyat pertama di taman yang diresmikan sejak 10 Oktober 2018 lalu.

Sebuah layar besar di luar panggung bahkan disiapkan khusus agar penonton yang tidak mendapat tiket masuk juga bisa menyaksikannya.

Pertunjukan budaya bertajuk "Misteri Sang Pangeran" ini disutradarai Agus Noor.

"Pertunjukan ini disiapkan sejak 1,5 bulan. Waktu itu dibuat latihan dan menyusun materi, memadukan lagu dan sebagainya. Metode membuat pertunjukan seperti ini dapat menumbuhkan potensi anak muda di bidang seni," ujar Agus Noor, seusai pentas.

"Misteri Sang Pangeran" bercerita soal sebuah negeri yang mengalami banyak masalah. Butet tampil sebagai raja (Prabu) kemudian Prie Gs sebagai penasihat raja. Tokoh-tokoh lain seperti Cak Lontong dan Akbar mendapat peran pangeran.

Dalam cerita itu, rakyat merasa gelisah dan tidak aman, karena para perampok dan pencuri kerap mengganggu penduduk. Di saat kondisi itu, muncul dua orang pangeran yang berhasil mengatasi masalah itu.

Rakyat merasa senang, bahkan sang putri dari raja jatuh cinta kepada sang pangeran. Namun, ternyata tidak semua rakyat senang akan kehadiran dua pangeran itu.

Ada pihak yang menghasut raja dengan informasi hoaks agar memberi hukuman bagi kedua pangeran itu. Dua pangeran yang difitnah, kemudian ditantang membuat taman yang indah dalam satu malam.

Di akhir cerita, dua pangeran itu berhasil memenuhi janjinya membuat taman. Namun yang berhasil dipilih sang putri adalah Akbar, bukan Cak Lontong.

"Pementasan ini teater rakyat. Kisah diolah dari khazanah cerita rakyat Indonesia. Dari kisah rakyat dan lakon ini, kita dapat memetik hikmah dan kebajikan untuk melihat situasi pada hari ini,” tambahnya.

Butet Kertaradjasa menambahkan, teater rakyat di Taman Indonesia Kaya akan membantu seniman di Jawa Tengah berkembang lebih cepat. Para seniman tak lagi bingung untuk mencari panggung untuk menampilkan karya seninya.

Selain itu, para seniman muda dapat menerapkan gagasan dan ide kreatifnya secara lebih baik.

"Tempat ini memang bukan teater tertutup, tapi ini ruang bisa membuat orang berproses bagi mereka yang suka seni. Semarang boleh belum punya gedung seni, tapi untuk ruang bisa dimaksimalkan," tambahnya.

Sementara itu, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian, menambahkan, Taman Indonesia Kaya yang ada di Semarang adalah taman dengan panggung seni pertunjukan terbuka pertama di Jawa Tengah. Taman ditujukan ditujukan sebagai wadah ekspresi para seniman dan pekerja seni.

"Kami akan menyelenggarakan pertunjukan panggung budaya dan seni tiap bulan sekali. Pertunjukan pertama menggandeng para seniman dan kelompok seni untuk mempersembahkan lakon Misteri Sang Pangeran," ujarnya.

Baca juga: Butet Kertaradjasa Akan Tampil di Panggung Taman Indonesia Kaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com