Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Sutradara Libatkan Ridwan Kamil dalam Film Dilan 1991

Kompas.com - 10/02/2019, 13:12 WIB
Dendi Ramdhani,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sutradara film Dilan 1991, Fajar Bustomi, mengungkapkan alasan kembali melibatkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam sekuel film Dilan itu.

Ridwan Kamil sebelumnya terlibat dalam film Dilan 1990 di mana pria yang karib disapa Emil itu berperan sebagai kepala sekolah.

"Kami putuskan bukan dalam film sekarang saja. Dipilih karena Kang Emil followers-nya banyak, bisa bantu promosi dengan sosok pak gurunya. Tapi di skenario ditulisnya guru baik karena karakternya pas," kata Fajar saat berkunjung ke rumah dinas Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Bandung, Minggu (10/2/2019).

Ia menambahkan, penampilan karakter yang diperankan Emil itu mempunyai benang merah antara film Dilan 1990 dan Dilan 1991. Tokoh itu dibutuhkan untuk hadir lagi dalam sekuel Dilan.

"Ketika Dilan 1991 pak gurunya harus ada lagi karena Dilan harus pamit," kata Fajar.

Baca juga: Ridwan Kamil Bakal Abadikan Dilan Jadi Sebuah Taman

Tak hanya itu, sambungnya, Emil punya peran cukup besar dalam lahirnya film Dilan. Ia mengaku banyak dibantu dalam urusan nonteknis selama proses shooting.

"Kang Emil untuk film Dilan banyak banget kami di-support dari sebelum shooting. Salah satunya selama shooting di Bandung kami disambut ramah, proses shooting lancar," katanya.

Sementara Emil mengaku siap membantu seluruh rumah produksi yang ingin membuat film di Jawa Barat. Sebab, ia ingin membangun citra Jabar sebagai movie making friendly city.

"Karena kami ingin Bandung dan Jabar sebagai movie making friendly city. Karena Bandung punya banyak hal, ada bangunan tua, latar akademik dan lainnya. Bukan hanya Dilan saja, ada puluhan film yang saya bantu mulai dari menyiapkan izin hingga penginapan murah," tutur gubernur pemilik 9,9 juta pengikut akun Instagram itu.

Namun, untuk terlibat dalam film, ia mengaku cukup selektif lantaran terikat etika aturan sebagai pemimpin daerah. Ia pun menegaskan tak dibayar selama terlibat dalam pembuatan film.

"Saya juga sudah melakukan sebuah keyakinan kalau filmnya tentang Bandung atau Jabar saya boleh ikut dan enggak boleh dibayar. Jadi saya support saja. Jadi kalau merasa eksistensi saya ikut menjual silakan saja," jelasnya.

Baca juga: 24 Februari Dijadikan Hari Dilan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau