Lewat kerja sama dan investasi mereka di negara dunia ketiga, seperti Asia Afrika, dan juga Amerika Latin, berakibat memarginalisasi sistem ekonomi pertanian. Alih-alih membantu, pembangunan dan investasi industri dari negara maju malah menyerap habis pontensi kekayaan alam dan hasil pertanian Amerika Latin.
Kondisi yang menjadi pemantik lahirnya dependency theory ala Paul Baran, Andre Gunder Frank, dan lain-lain. Teori kerergantungan ini dengan halus dan subtil disampaikan Cuoron lewat hubungan Cleo dan Fermin, lewat pelatihan paramiliter, lewat Tuan Antonio, dan keberadaan Cleo dalam keluarga Nyonya Sofia.
Lewat mimik wajah polos memelas Cleo dalam hubungan dengan orang-orang sekitarnya dan kehadirannya di dunia yang timpang, seolah Cuaron mempertanyakan makna kebertubuhan perempuan.
Tubuh, sebagai bagian yang paling sentral, elemen yang yang tak bisa dihilangkan dalam manusia, dalam budaya phalosentris, patriarkis, seperti yang dialami Cleo, jelas terlihat, menjadi sesuatu yang lemah dan mudah sekali dikorbankan.
Hubungan yang intim dan penuh kasih antara Cleo dan anak-anak dalam dialog yang hangat dan sinematografi yang aduhai indahnya... seperti ingin menghaluskan persoalan ketimpangan relasi kelas itu.
Betapa lemahnya posisi orang seperti Cleo pada majikannya yang menolong membawakan ke rumah sakit untuk melahirkan.
Selain menyutradarai, Cuaron pun memegang sinematografi. Dari paduan cerita dan dialog yang menyentuh serta gambar hitam putih ala foto-foto karya Cartier Bresson yang bergerak menjadikan Curon seperti membuat genre sendiri, sebut saja realisme spiritual yang berbeda dengan generasi sutradara Mexico sebelumnya yang banyak menelurkan film dengan sebutan magic realism.
Cobalah perhatikan adegan percakapan Cuaron dengan salah satu anak di bawah jemuran. Juga adegan di dalam toko perlengkapan bayi saat terjadi demonstrasi mahasiswa, saat kamera menangkap adegan demo dilihat dari atas dan di dalam toko sampai milisi pemuda yang dipersenjatai pemerintah mengejar mahasiswa demonstran, dan menembak mati para mahasiswa di depan Cleo, dan penembak itu adalah Fermin, sungguh dramatis.
Atau scene setelah ibu mengajak anak-anak ke pantai sementara bapaknya menguras barang-barang untuk dibawa ke rumah madunya. Dan ketika semua mendapatkan rumahnya kosong.
Atau adegan ketika Cleo melahirkan, kamera mengambil dari samping. Cukup lama camera statis menangkap tubuh Cleo yang sedang memperhatikan anaknya sebagai background yang keluar dalam keadaan sudah tak bernyawa.
Suasana keterpisahan seperti saat kematian ini dalam shot yang cukup lama. Sinematografi Cuaron dapat menampilkan kematian dengan elegan.
Adegan penuh haru biru adalah ketika di pantai, semua anak berenang di laut dan Cleo yang tidak bisa berenang mendapat tugas dari ibu Sofia untuk menjaga anak-anak.
Dua dari anak terbawa arus ke tengah. Camera mengikuti dari samping pergerakan Cleo menolong dua anak majikannya. Anak yang selamat seperti anak yang lahir kembali.
Kita, penonton, seperti ikut kelelep tertelan ombak dan kehabisan nafas bersama kamera. Liris. Dahsyat. Mungkin saja salah satu anak yang selamat adalah Cuaron.
Agaknya scene itu menjadi puncak dan sarana melepas kegundahan hati Cleo. Bahwa dia mengaku, mensyukuri anak yang dilahirkannya mati.