Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cleo, Si Perempuan Perkasa Roma

Kompas.com - 19/02/2019, 17:03 WIB
Amir Sodikin

Editor

Oleh: Yudhi Widdyantoro

SEJARAH mencatat, beberapa budaya menempatkan perempuan sebagai warga kelas dua. Kehadiran dan eksistensinya dianggap sebelah mata.

Menjadi perempuan seperti menjadi manusia yang tercerabut kualitasnya. Tentu saja pandangan ini dikonstruksi oleh lelaki yang ingin melanggengkan dominasi kuasanya pada perempuan.

Namun, bagi lelaki yang memiliki kenangan indah dan berharga dari perempuan dalam hidupnya, ingatan masa kecil bisa tertuang dalam cerita dan gambar yang penuh penghayatan, dan indah.

Kenangan masa kecil pada perempuan-perempuan yang membuatnya hidup, dan "hidup lagi" inilah yang menjadi spirit film Alfonso Cuaron, Roma (2018).

Roma menjadi ode, penghormatan, dan terima kasih pada perempuan-perempuan perkasa.

Sudah lumrah bagi keluarga menengah-atas mempunyai asisten rumah tangga. Bisa satu atau dua. Umumnya perempuan dari kampung, dari keluarga pra-sejahtera karenanya kurang pendidikan.

Demikian juga di keluarga pasangan dokter Antonio dan Sofia dengan empat anak yang tinggal di distrik Roma, di ibu kota Mexico, pada 1971.

Cuaron cukup berbesar hati dengan tidak jelas-jelas menunjuk anak yang mana yang mewakili dirinya dalam film itu.

Mungkin juga dia ingin mengatakan ini adalah ingatan kolektif semua anak yang mengalami kondisi broken home dan potongan-potongan ingatan pada perempuan-perempuan yang menggantikan peran ayah yang absen.

Mozaik ingatan kolektif itu yang Cuaron coba konstruksi ulang dalam film dengan format hitam-putih ini.

Sementara pikiran Sofia disibukkan dengan permainan kucing-kucingan Antonio yang berselingkuh, serta perilaku suaminya yang tahunya mau beres.

Urusan domestik mengurus anak ditangani oleh asisten rumah tangga bernama Cleo (dalam kisah hidup sungguhan Cuaron, perempuan itu bernama Libo). Cleo mencuci dan menyetrika pakaian, memasak, membangunkan tidur, sampai memunguti tahi anjing di garasi. Begitu setiap harinya, sejak ayam belum berkokok sampai mematikan lampu untuk tidur.

Film dibuka dengan gambar pesawat melintas di antara dua bangunan hitam. Setelah beberapa detik, layar terliat blur. Rupanya gambar pesawat bergerak adalah refleksi di lantai dan blur karena lantai disiram untuk dibersihkan. Adegan kemudian adalah perempuan yang membersihkan tahi anjing di lantai garasi itu.

Adegan rutinitas harian Cleo muncul dalam scene yang berulang, walau dalam angle yang berbeda, seolah ingin mengatakan ketekunan dan loyalitas Cleo pada keluarga majikannya. Dari situ terbangun kedekatan anak-anak pada Cleo.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau