Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakaman Mus Mulyadi Menunggu Anaknya Datang dari Australia

Kompas.com - 11/04/2019, 11:31 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jenazah penyanyi keroncong Mus Mulyadi kini disemayamkan di Rumah Duka Dharmais, Jakarta Barat. Menurut keluarga, jenazah akan dimakamkan di Joglo, Jakarta Barat.

"Rencananya dimakamkan di Joglo, tapi kapannya belum tahu, nanti saya update lagi," ungkap putra Mus Mulyadi, Erick Haryadi, kepada Kompas.com, Kamis (11/4/2019).

Menurut Erick, pemakaman ayahnya menunggu kedatangan kakaknya, Irene Patricia Melati, yang saat ini berada di Australia.

"Karena ini sedang menunggu kakak saya, kakak saya di Australia, menunggu kakak saya pulang. Mungkin dua hari ya (di rumah duka)," ujarnya.

Mus Mulyadi meninggal dunia pada Kamis (11/4/2019) pagi pukul 09.08 WIB. Pelantun "Jembatan Merah" itu meninggal setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah karena penyakit diabetes yang dideritanya.  

Baca juga: Jenazah Penyanyi Mus Mulyadi Disemayamkan di Rumah Duka Dharmais

Mus Mulyadi meninggal di usia 73 tahun. Pelantun "Kota Solo" itu meninggalkan satu istri dan dua orang anak.

Mus Mulyadi dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur, pada 14 Agustus 1945. Ia dikenal sebagai penyanyi keroncong, bahkan mendapat julukan "Buaya Keroncong". Mus Mulyadi meninggalkan seorang istri, penyanyi Helen Sparingga, dan dua orang anak.

Baca juga: Penyanyi Senior Mus Mulyadi Meninggal Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau